"Beomgyu merasa ia bisa lebih baik memperlakukan Yeonjun dibanding. Soobin."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Beomgyu mengambil sesuatu dari laci kecil di meja samping ranjang king size miliknya. Buku diary berwarna merah milik Yeonjun. Ia tertawa remeh melihat tiap tulisan yang Yeonjun tulis di lembaran awal. Awalnya ia hanya tak sengaja menemukannya. Namun sayangnya ia bukan orang yang dengan mudah menahan rasa penasaran.
Ia dengan lancang membaca tiap lembarnya sejak buku itu ada di tangannya. Namun tiap ia membuka lembar baru, terselip rasa sedih, kesal, senang seolah ia bisa rasakan apa yang Yeonjun rasakan.
Tapi yang Beomgyu tahu, tiap lembarnya selalu ada Choi Soobin di dalamnya. Laki-laki yang Yeonjun anggap sempurna dan sangat ia hargai keberadaannya.
Hingga tiba di lembar terakhir di mana Beomgyu untuk pertama kalinya merasa Yeonjun telah banyak membuang waktu untuk orang yang sia-sia.
"Choi Yeonjun...you deserve another love."
------------
Yeonjun memeluk tasnya erat. Ia gugup untuk pertama kalinya. Bahkan lebih gugup dari sekedar menghadiri masa ospek dulu.
"Tegang banget kayaknya?"
Beomgyu mencoba mencairkan suasana. Ia merasa Yeonjun terus diam dan gusar menatap ponselnya.
"Keliatan banget ya?"
"Iya. Kenapa hm?" Beomgyu masih fokus dengan jalanan. Namun dia tetap ingin Yeonjun bicara sampai laki-laki itu tidak merasa gugup lagi.
"Nanti selesai ngampus mau kumpul panitia." Yeonjun menjawab pelan. Membuat Beomgyu tersenyum. Ia tahu betul ini adalah yang pertama untuk Yeonjun. "Baru pertama kali ya? Wajar kok kalo sampe gugup gitu." Beomgyu mencoba menenangkannya.
"Mungkin nggak akan segugup ini kalo nggak ada Soobin."
Ucapan Yeonjun membuat Beomgyu diam. Itu artinya mereka akan sering bertemu. Dan itu membuatnya sedikit tidak suka.
"Hei...cuek aja, lagian kalian belum tentu di kepengurusan yang sama."
"Iyaa, lagian siapa juga yang mau sama dia." Yeonjun memalingkan wajah menatap jalanan. "Siapa tau dia jadi koordinator lu." Yeonjun tak menanggapi ucapan Beomgyu lagi. Mereka diam hingga tiba di tujuan. Namun belum sempat Yeonjun turun, Beomgyu membelai lembut kepalanya tiba-tiba.
"Gapapa kalo gugup. Lu udah berusaha. Meski gue tau pasti lu ikut cuma buat syarat kelulusan kan? You did a good job. Ini kemajuan yang bagus Yeonjun."
Yeonjun membeku. Beomgyu terkadang bisa sangat menyebalkan namun ia juga bisa sangat membantu.
"Asal jangan nangis aja sih nanti."
Beomgyu tertawa sedikit mengejeknya. Ia tahu bahwa berpartisipasi dalam kegiatan akan menguras tenaga, pikiran, juga emosi. Bahkan kadang merusak hubungan pertemanan.
"Lu ngejek gue?" Yeonjun mendelik kesal. Ia baru saja tenang dan Beomgyu justru merusaknya.
"Gue cuma ngingetin elah. Tell me if you need some help. Gini-gini gue pernah jadi ketua panitia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...