"Yeonjun tidak tahu jika berubah bisa semenyenangkan itu."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun menatap tv layar datar milik Beomgyu yang besar. Setelah berdebat beberapa saat, Beomgyu mengalah dan membiarkan Yeonjun memilih tontonan malam Minggu mereka. Bukan apa, Beomgyu hanya tidak mau membuat Yeonjun terus-terusan berwajah masam.
"Gue order pizza nggak? Atau lu mau yang lain?"
Beomgyu mengutak-atik ponselnya. Menampilkan aplikasi pesan antar makanan.
"Terserah, tapi kita udah makan barusan."
Beomgyu hanya tersenyum. Menaruh ponselnya kembali dan menatap Yeonjun yang fokus pada layar. Yeonjun nampak menawan jujur saja. Kalau Beomgyu boleh tambahkan, rambutnya yang mulai panjang itu nampak cantik ketika jatuh tepat di atas mata. Jangan lupakan hidung mancung dan bibir yang selalu mencebik dan melontarkan kalimat ketus.
"Layarnya di depan, bukan di muka gue."
Ucapan Yeonjun membuatnya tertawa. "Tau kok. Gue udah nonton Wednesday beberapa bulan yang lalu. Jadi nggak masalah kalau gue nggak liat ke layar sekarang."
Yeonjun mengubah pandangannya. Menatap kembali Beomgyu yang tersenyum seperti meledek.
"Terus kenapa setuju nonton ini?"
"Males debat sama lu." Beomgyu meraih sekaleng soda di atas meja. Menenggaknya pelan lalu menatap layar. Mencoba mengabaikan Yeonjun yang menatapnya kesal.
Kalau boleh Yeonjun katakan, Beomgyu itu sebenarnya tampan jika tidak berperangai tengil. Matanya yang atraktif dan kemampuan bicaranya dalam membolak-balikan perkataan lawan bicara. Oh jangan lupakan laki-laki itu pandai sekali mengubah suasana hati seseorang.
"Sekarang gantian kan? Layarnya di depan sana Yeonjun. Bukan di muka gue."
Ucapan Beomgyu barusan membuat Yeonjun gelagapan. Ia kembali menatap layar tanpa menanggapi Beomgyu. Dan tanpa Yeonjun sadari, laki-laki tersebut masih meliriknya dari sudut matanya. Menyeringai kecil mendapati Yeonjun menatapnya begitu intens seperti menilai.
Mereka masih disana hingga 2 jam kedepan. Duduk di sudut masing-masing sofa. Yeonjun nampak terkantuk-kantuk dan Beomgyu hanya diam. Sejujurnya melakukan hal seperti ini bukanlah gaya Beomgyu sekali. Namun tak apa jika Yeonjun memintanya.
"Kegiatan besok mau ngapain?"
Suara Beomgyu membuyarkan rasa kantuk Yeonjun. Ia membenahi duduknya yang semula bersandar menjadi tegak sambil memeluk bantal.
"Nggak ada."
"Ikut gue mau?"
Alis Yeonjun menukik memikirkan ucapan Beomgyu barusan.
"Kemana?"
"Yah kemana aja."
"Ke gereja?" Yeonjun hanya menebak. Namun respon Beomgyu malah membuatnya kesal lagi.
"Ngapain? Mau ucap janji di altar sama gue?"
"Serius dikit bisa nggak sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...