"Diantara banyak pilihan, Yeonjun memilih memberi kesempatan kedua untuk seseorang yang pernah meninggalkannya.".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Yeonjun merapikan lagi beberapa berkas dan keperluan yang akan ia bawa untuk menemui sponsor acara. Ia telah membuat janji untuk bertemu dengan Kai. Laki-laki itu bilang akan menemani Yeonjun agar ia tidak gugup. Meski seharusnya Yeonjun pergi bersama Changbin, namun nyatanya temannya itu sedang mengurus tugas lain.
"Hei."
Yeonjun hampir menjatuhkan ponselnya sebab suara yang tak asing menyapanya.
Soobin sedang berdiri di depannya dengan senyuman cerah dan napas tersengal seperti habis berlari mengitari kampus.
"Yeonjun? Ayo!" Laki-laki berdimpel itu menyodorkan sebuah helm tepat dihadapannya. Yeonjun yang masih mencerna kejadian hanya diam sambil menggaruk ujung pelipisnya.
"Kai mana?" Wajah bingungnya yang kentara membuat Soobin mengulum senyum tak enak. Mantan kekasihnya itu pastilah mencari Kai bukan dirinya. "Dia ada perlu sama Changbin. Nggak keberatan kan kalau sama gue?"
"Oh, i-iya gapapa." Yeonjun berusaha menetralkan detak jantungnya sambil menerima helm yang Soobin berikan.
"Gue ambil motor dulu."
Ketika Soobin berbalik, keduanya sama-sama mengatur detak jantung masing-masing.
----------------
Soobin memperhatikan bagaimana Yeonjun sedang bicara dengan pihak sponsor. Melihat bagaimana lelaki yang dulunya hanya diam dan pasif kini menjelma menjadi sosok yang Soobin sulit percayai.
Meski Yeonjun sedikit terbata tiap menjawab beberapa pertanyaan, namun lelaki manis itu berusaha tenang dan Soobin akan membantunya agar Yeonjun tidak gugup.
"Nanti kelanjutannya bisa hubungi saya ya kak. Kalau ada hal yang mau ditanyakan atau sekiranya mau ditambahkan." Yeonjun menjabat tangan pria dihadapannya. Sesekali tersenyum menanggapi.
"Sekali lagi terima kasih ya kak atas waktunya."
Soobin ikut berjabat tangan dan berpamitan. Yeonjun merasakan aura pemimpin Soobin benar-benar membuatnya kagum ketika lelaki itu membantunya tadi. Bahkan caranya tersenyum yakin dan menjabat tangan orang lain seakan meneriakkan kepemimpinan yang nyata.
"Soobin makasih."
Yeonjun berucap pelan. Kini mereka berdua berjalan menuju tempat di mata motor Soobin terparkir.
"Santai aja Yeonjun. Lagian gue seneng kok bisa nemenin lu. Tugas gue juga buat mastiin semuanya lancar."
Yeonjun mengangguk tipis. Sejujurnya ia ingin mentraktir Soobin sebagai ucapan terima kasih.
"Soobin, mau makan nggak? Gue yang traktir." Yeonjun berucap malu-malu. Pria berdimpel itu tersenyum mengangguk dan mengacak rambutnya.
"Iyaaa Yeonjun. Mau makan dimana?" Soobin mana mungkin menyia-nyiakan waktu berdua bersama pria manis ini.
"Terserah lu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine With You
FanfictionBukan salah Soobin kalau hubungan mereka putus. Bukan salah Soobin kalau dia terlalu bersinar. Yeonjun memilih mundur agar Soobin nya tidak terjebak bersama dirinya yang suram. Tapi nyatanya, setelah Yeonjun menyerah, hidupnya lebih gelap dari sebel...