bab 4

16.3K 920 5
                                        

Tersadar dari lamunannya, Isabella mengepalkan tangannya sambil menatap pintu keluar ruangan itu.

"Damn it"

🤍🤍🤍

Pagi hari tiba, jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Isabella masih tertidur tenang terganggu akibat teriakan Zion dan Sean, ia membuka matanya perlahan lalu mengucek nya pelan.

"Lo ngapain anjir peluk-peluk gw?!" Tanya Zion membuat Sean geram, padahal Zion yang memeluknya saat tidur.

"Lo yang peluk-peluk gw, dasar mesum. Pegang-pegang pantat gw juga lagi tadi, cabul Lo" jawab Sean sinis.

"Sembarangan, gw gak pernah pegang-pegang pantat orang apalagi cowok. Gak usah fitnah Lo"

"Gak ada untungnya gw fitnah Lo, jelas-jelas Lo pegang-pegang pantat gw kalau aja gw gak bangun duluan mungkin Lo masih pegang-pegang pantat gw"

"Eh anjir, gw masih lurus ya sial"

"Yang bilang Lo belok siapa? Gw tau pantat gw itu bohay banget tapi jangan Lo cabulin dong"

"Si setan, se bohay-bohay nya pantat Lo gw gak demen sama pantat pria"

"Halah boong Lo, buktinya aja Lo tadi pegang pantat gw yang masih perawan trus Lo remes"

"Anj-"

"Diem." Ucapan Isabella memotong ucapan Zion.

Sean dan Zion pun dengan kesal memalingkan wajah mereka pada tembok dengan arah yang berlawanan, jika Sean tembok kanan maka Zion tembok kiri.

Sedangkan Isabella hanya pasrah melihat keduanya bertengkar seperti anak kecil, beberapa detik pandangan mereka teralihkan saat pintu ruangan terbuka.

Kedua orang tua mereka datang dan menatap mereka aneh, "kalian kenapa?" Tanya Tasya menatap Isabella, Zion dan juga Sean secara bergantian.

"Gapapa kok ma" Ucap Zion dengan senyum palsunya yang ia berikan.

"Bener? Isabella?" Panggil Tasya pada Isabella meminta penjelasan pada Isabella, Isabella yang paham bingung ingin menjelaskan dari mana.

"Isabella gak tau ma, bangun-bangun mereka udah ribut" jawab Isabella tenang, lebih baik ia tidak tau apa-apa meski dari tadi ia dengan tenang menonton drama secara langsung.

Ucapan Isabella membuat Tasya memalingkan lagi wajahnya pada dua anak lelakinya itu, ia pun mendekati dua anaknya lalu menjewer telinga mereka berdua membuat mereka meringis kesakitan.

"Aduhh anak bujang udah gede masih aja ribut, gak malu apa dilihat adik perempuan kalian itu?" Tanya Tasya yang dibalas gelengan oleh mereka berdua, mendapat gelengan tersebut Tasya semakin mengencang jeweran itu hingga dapat dilihat kuping mereka berdua memerah.

"Ma udah mah, kasian tuh mereka" ujar Candra membuat mamanya melepaskan jeweran nya dengan kesal.

"Belain aja terus" balas Tasya.

Pintu terbuka, dokter perempuan masuk dengan jas putihnya berniat untuk mengecek keadaan Isabella yang diizinkan Kedua orangtuanya.

Selesai mengecek, dokter mengalihkan pandangannya pada kedua orang tua Isabella lalu berkata "kondisi Isabella sudah membaik, sudah boleh pulang Isabella hari ini ya" ucapnya yang di balas anggukan oleh ke dua orang tuanya.

Dokter pun keluar dari ruangan itu, beberapa menit kemudian kedua orangtuanya pergi sebentar keluar untuk pergi ke kasir membayar biaya rawat inap Isabella.

Zion dan Sean pun sudah balik dari rumah sakit karna di paksa kedua orangtuanya, sebenarnya mereka ingin mengantar Isabella sampai ke rumah cuman kali ini giliran orang tuanya bersama Isabella karna semalam sudah di gantikan oleh kedua anak laki-laki nya itu, alhasil mereka pun menunggu kedatangan Isabella di rumah.

Menjadi Tokoh Figuran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang