Bab 18

6.5K 378 93
                                    

Pandangan lebih terpaku saat melihat cowok culun yang dilihatnya tadi di sekolah dengan jaket berwarna hijau yang dipakai yang bertuliskan 'Gofood'.

🤍🤍🤍

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, kini Isabella sudah dengan kaos oversize bewarna putih dengan celana panjang oversize nya berbahan kain berwarna hitam.

Isabella kini tengah berbaring di kasurnya yang sangat empuk, dirinya sudah berbaring kurang lebih 2 jam bersamaan juga dengan hujan turun dengan sangat deras.

Entah mengapa sedari tadi pikirannya terus mengarah pada lelaki yang ia lihat satu hari ini 'Kenzo Fauanza', entah mengapa hatinya merasa ada yang ganjal, rasanya dirinya ingin mengetahui lebih banyak tentang Kenzo.

Informasi yang baru dirinya dapat masih sedikit namun masih dapat ia simpulkan, Kenzo Fauanza adalah cowok culun dengan berkacamata kotak, tubuh yang bisa dikatakan gembul, kulit bewarna cokelat susu dengan rambut bewarna hitam membuat dirinya mendapatkan perundungan.

Kenzo hanya mempunyai seorang ibu tiri, ibu kandungnya meninggal pada usianya yang ke 8 tahun lalu ayahnya menikah lagi dengan seorang perempuan yang menjadi ibu tirinya.

Pada usia yang ke 11 tahun, ayahnya meninggalkan dirinya karna kecelakaan pesawat, dan kini dirinya bekerja sebagai pengantar makanan untuk mendapatkan penghasilan, ada rumor yang mengatakan ibu tirinya tidak memperlakukan Kenzo dengan baik hingga Kenzo mendapatkan siksaan dari ibunya.

Dari mana ia mendapat tumor tersebut? Tentu saja dari Elios pad saat di kafe tadi, kebetulan juga Elios tetanggaan dengan Kenzo.

Ruangan yang sangat hening yang hanya terdengar rintikan hujan dengan suhu ruangan yang sangat dingin membuat Isabella perlahan turun dari kasurnya lalu pergi keluar kamar untuk mengahatkan diri.

Ingin pergi ke bawah dirinya terpaku saat melihat Zion lewat sela-sela pintu yang terbuka, Zion yang tengah mengenakan piyama bergambar lotso dengan wajahnya yang ia pakai masker wajah membuat Isabella terkekeh kecil, tidak menyangka dengan apa yang ia lihat sekarang.

Dirinya pun kemudian mengambil ponsel yang ia simpan di sakunya lalu mengambil gambar Zion secara diam-diam namun siapa sangka ia lupa mematikan flash nya membuat Zion yang tadinya sedang bercermin sesekali merapikan masker wajahnya membuat dirinya menatap ke arah pintu, tempat Isabella berada.

Zion membulatkan matanya sempurna bersamaan juga meneguk salivanya kasar  saat melihat Isabella tengah melihat dirinya dengan ponsel di tangan Isabella, dengan cepat dirinya pergi masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan masker wajah tersebut.

Isabella yang sepertinya dirinya merasa terciduk pun langsung melarikan diri pergi balik ke kamarnya, Kurang dari satu menit Zion keluar dari kamar mandi lalu berjalan ke arah pintu, membuka pintu tersebut dan tidak mendapatkan gadis yang ia cari.

Zion perlahan keluar dari kamarnya pergi ke kamar sebelahnya tepat di kamar Isabella, membuka pintu yang tidak terkunci tersebut dan mendapatkan Isabella yang terbaring di kasur dengan selimut yang menyelimuti tubuh gadisnya itu.

"Pengitip kecil" gumam Zion tepat dirinya sudah berada di atas kasur Isabella, Zion kemudian membaringkan dirinya tepat di sebelah Isabella lalu memeluk Isabella dari belakang.

"Sayang... Tidak bisakah kau berhenti berpura-pura? Aku tau kau berpura-pura tidur" bisik Zion lalu mengecup singkat leher Isabella membuat Isabella berusaha untuk tidak membuka matanya.

Zion yang tidak melihat reaksi Isabella pun hanya tersenyum tipis lalu kembali mengecup leher Isabella bertubi-tubi, "Bolehkah aku memberikan sedikit motif pada lehermu yang mulus itu?" Tanya Zion di sela-sela dirinya mengecup leher gadis tersebut, Isabella? Tentu ia mengetahui apa yang di maksud Zion.

Menjadi Tokoh Figuran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang