Bab 2

18.6K 993 11
                                    

"B-bener? K-k-kalau gitu cium pipi Sean lagi, yang banyak tapi" ujar Sean dengan semangat dengan tangan yang masih memeluk pinggang Audrey.

🤍🤍🤍

Diam.

Audrey terbungkam saat Sean menyuruh nya untuk mencium nya lagi, jujur saja ini baru pertama kali ia mencium pipi orang yang baru saja ia kenal.

Sean mendongak menatap Audrey dengan tajam seraya mengerucut kan bibirnya, "tuhkan boong" ucap Sean dengan nada kesal, ia paling tak suka dirinya di bohongi seperti ini.

Sean melepaskan pelukannya lalu memalingkan wajahnya ke arah tembok dengan bibir yang di kerucutkan.

"Sean... Kamu marah?" Tanya Audrey yang di angguki Sean, sedangkan Audrey ia hanya terkekeh kecil.

Tanpa Sean ketahui Audrey mendekatkan dirinya lalu mencium Sean bertubi-tubi membuat pipi Sean semakin merah, merasa cukup Audrey kembali memundurkan tubuhnya pada ranjang.

"I-isa..." Ucap Sean gugup, ia kemudian menatap lembut Audrey seraya menggigit bibir bawahnya, ia malu.

Brak!!

Pintu di buka keras oleh lelaki berambut Cokelat, lelaki tersebut mendekati Audrey lalu memeluknya erat.

"Kau kenapa bisa disini?" Bisik lelaki tersebut namun tanpa sadar ia mengecup singkat leher Audrey yang terkespos.

"Zion jangan seperti itu, kau memeluknya terlalu erat itu menyakitinya" ucap Sean datar, Zion pun melepaskan pelukannya dan menatap Audrey.

"Aku terjatuh dari tangga" Audrey membalas pertanyaan dari Zion membuat Zion mengangguk mengerti, "mengapa kau bisa terjatuh dari tangga?? Maafkan aku, karna aku pergi ke rumah nenek aku jadi tidak bisa menjaga mu" ucap Zion yang dibalas anggukan Audrey.

"Aku gapapa, cuman masih nyeri aja sama kaki gw tapi mungkin besok nyerinya udah ilang" balas Audrey tenang.

"Aku mengkhawatirkan mu saat ibu menelepon aku dan berkata kau dirawat di rumah sakit dan tidak sadar selama 3 hari" Zion kini kembali berucap, tangan nya bergerak memegang sebelah tangan Audrey lalu mengecup telapak tangan tersebut.

Sean yang melihat tersebut menatap Zion datar, lalu memalingkan wajahnya dan menatap tembok.

Hembusan nafas kesal terdengar di telinga Audrey dan juga Zion, Audrey yang agak sedikit tidak enak dan Zion yang tidak perduli pada adiknya itu.

Zion terus mengelus tangan Audrey seraya mereka berbincang-bincang, melupakan Sean yang dari tadi diam mendengarkan mereka berbicara.

Merasa didiamkan Sean beranjak dari kursi dengan ekspresi kesalnya ia pergi keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Audrey dan kakaknya.

"Ngambekan sekali" ujar Zion yang mendapat kekehan kecil dari Audrey.

"Tapi dia lucu saat ngambek bukan?" Satu kalimat yang lolos dari mulu Audrey membuat Zion menatap nya tajam serta mengeratkan pegangannya pada tangan Audrey.

"B-benar kan?" Pertanyaan yang membuat Zion semakin berapi-api, entah Audrey peka atau tidak jika Zion sedang cemburu ia hanya mengatakan yang ada di otaknya.

"Lucuan siapa, aku atau Sean?" Pertanyaan yang membuat Audrey terdiam lama, kenapa tiba-tiba jadi seperti ini?

"Jawab Isabella Aluna George" Zion mulai mengeluarkan suara dengan kata dinginnya, menunggu jawaban dari Audrey.

"Dua-duanya" jawab Audrey membuat Zion bangkit berdiri dari kursi lalu pergi menuju pintu luar.

Audrey menatap Zion dengan tatapan bingung, 'hah, baru pertama kali di sini aja sudah di buat bingung dengan sikap mereka' batin Audrey berkata.

Menjadi Tokoh Figuran?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang