Daniel pun mengajak Isabella untuk pergi dari koridor tersebut, walaupun di sepanjang perjalanan Daniel sama sekali tidak berhenti untuk mengajaknya berbicara. Mending pembahasan nya masuk akal... ini sama sekali tidak masuk akal.
🤍🤍🤍
Jam sudah menunjukkan pukul 3.30 siang dengan kondisi cuaca yang bisa dibisa dibilan tidak panas dan juga tidak hujan.
Isabella kini dengan santai duduk di atas lantai dengan tangan kanan nya yang memegang kuas serta tangan kirinya memegang palet yang sudah diisi dengan warna dengan tatapan yang tertuju pada kanvas.Jujur saja Isabella palsu ini di kehidupan nya yang dulu sama sekali tidak mengerti apa itu melukis bukan tidak mengerti lebih ke tidak tertarik dengan melukis, namun karna sahabatnya 'Darrel' sangat hobi melukis dengan setiap karya yang di buat Darrel sangat indah di pandang nya membuat nya merasa tertarik.
Darrel pun mengajarnya bagaimana caranya melukis hingga sekarang dirinya sudah menguasai beberapa teknik lukisan.
Kupingnya ia pasangkan earphone yang sudah terhubung dengan ponselnya, tangan berisi kuas yang sudah terdapat cat bewarna biru tua ia gerakan untuk mengoles pada kanvas tersebut bersamaan juga dengan musik yang mengalun indah di telinga nya.
Beruntung Sean masih tengah sekolah dan Zion pergi entah kemana itu membuatnya tenang dirumah, Tasya dan Candra? Mereka sudah pergi ke luar kota pada pukul 4 pagi karna Candra ada meeting dengan orang penting yang ditemenin oleh istrinya.
Langkah terakhir Isabella dalam lukisan nya adalah dengan teknik cipratan, kuasnya yang tepat pada bagain bulu sudah ia oleskan dengan car bewarna putih kemudian dengan perlahan dirinya cipratkan ke atas kanvas.
Merasa cipratan tersebut sudah cukup dirinya kemudian menatap kanvas yang sudah penuh dengan lukisan yang ia buat, beranjak dari duduk dengan tangan yang masih setia memegang kuas dan palet kemudian pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tangannya yang terdapat banyak cat dan juga palet serta kuasnya.
Merasa sudah bersih, ia kembali keluar dari kamar mandi lalu meletakkan kuas dan palet yang sudah bersih tersebut di atas meja kemudian ia mendekatkan dirinya tepat di depan lukisan tersebut.
Tangannya yang perlahan mengambil ponsel yang terdapat di atas kasur yang tak jauh dari dirinya berada.
Membuka ponsel tersebut lalu memencet kamera pada ponsel tersebut dan mengambil gambar lukisan yang ia buat tersebut dengan berbagai posisi.
Merasa sudah cukup, dirinya kemudian berbaring di atas kasur dengan earphone yang sudah ia lepaskan dari telinga nya lalu diletakan kembali pada tempatnya.
Membuka aplikasi yang bernama 'Instragram' lalu mengepost gambar lukisan yang ia buat di akunnya, belum dari semenit notif di ponselnya berdering menghantui pendengaran nya membuat dirinya mematikan notif tersebut dan menutup ponselnya.
Matanya perlahan terpejam sesaat sembari memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk menghilangkan rasa kebosanan yang baru saja muncul setelah dirinya selesai melukis, namun dengan tiba-tiba matanya kembali terbuka seperti ada sesuatu yang muncul pada ingatannya.
Perlahan dirinya beranjak dari kasur lalu pergi ke kamar mandi, namun sebelum itu ia mengambil pakaian dari dalam lemari tersebut. Selesai dari kamar mandi dirinya kemudian menatap cermin dengan tubuh yang sudah dibaluti pakaian.
Kini pakaian yang ia pakai croptop tanpa lengan bewarna putih dengan luaran berwarna hitam yang menampilkan pundak mulusnya, serta celana cargo yang ia pakai bewarna hitam.
Mengambil 'Shoulder bag' dari dalam lemarinya yang diisi dengan ponsel serta dompetnya, merasa dirinya sudah siap ia pun keluar dari kamar lalu turun menuruni tangga menuju garasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Tokoh Figuran?
Teen FictionAudrey Azura Haitama adalah seorang gadis cantik yang sangat pendiam dan cuek dengan keadaan sekitar, hidupnya selalu penuh dengan buku dan lagu. Namun siapa sangka ada hal yang ditutupi Audrey, hal yang ditutupi oleh sikap cuek dan tidak perduli i...