Aku mengerjapkan mata, terbangun karena rintik air yang membasahi wajahku. Hujan perlahan turun, memaksa diriku untuk segera bangkit dan mencari tempat berlindung.
Sekujur tubuhku terasa kaku dan sakit, apalagi kepalaku masih terasa pusing akibat kejadian tadi. Aku menoleh kesekitar dan mendapati diriku berada di tempat yang agak familiar.
"Ochobot?"
Aku mencoba mencari keberadaan kawanku, namun keberadaannya tidak dapat kujumpai. Bingung dengan apa yang terjadi, aku hanya bisa berusaha untuk tetap tenang.
Perlahan rintikan air turun dengan cepat, aku segera berlari ke rumah terdekat untuk berteduh sejenak.
"Ish, sebenarnya tempat apa ini?"
Blaaaar!
Suara gemuruh petir mulai terdengar, hawa dingin mulai menusukku. Sedangkan diriku hanya bisa menetap di satu tempat, tanpa dapat berpindah kemanapun.
"Um, Hai bang. Kau tak apa?" tanya seorang anak remaja berbaju hijau.
Melihat warna bajunya, dia jadi mengingatkanku pada Gopal. Meski begitu, kuharap dia tidak sepenuhnya mirip dengannya.
"Abang? Kau terlihat agak pucat, bagaimana kita berteduh sejenak? Rumah temanku dekat dari sini, kok," ujarnya lagi seraya menunjuk sebuah rumah yang tak asing.
Tanpa menunggu lama, anak itu segera menarikku dan mengajakku masuk ke rumah teman yang dimaksud olehnya tadi.
"Eh? Pian!? Kenapa kau buru-buru?" tanya pemuda berbaju dengan dominan kuning.
"Habis kehujanan, biarkanlah kami masuk dulu. Kasian juga Abang ini kedinginan."
Manik coklat itu menatapku tajam, berusaha menyelidiki sesuatu tentangku. Sedangkan diriku hanya bisa menatap anak itu dengan heran. Aneh karena merasa pernah melihatnya di suatu tempat.
"Hmm ... Baiklah, ajak dia masuk kamarku," ujar anak itu sambil membalikkan badan.
Sejenak ia menghentikan langkahnya, lalu kembali menoleh padaku.
"Omong-omong namaku Amato. Kau siapa?"
"Aku Boboiboy," balasku tanpa ragu.
"Oooh ... Oke, kalian berdua cepat ke atas. Aku mau minta Aba buatkan minuman spesial dulu."
Tanpa basa-basi, anak itu segera berlari menjauh dariku. Sedangkan anak berbaju hijau itu segera menuntutku menuju ruang yang dimaksud.
"Oh, iya. Salam kenal, namaku Pian."
Aku tersenyum lebar ke anak itu, barulah membalas ucapannya tadi.
"Ya, salam kenal."
Sembari menunggu Amato, anak berbaju kuning. Kami berbincang sejenak, ia juga sempat menanyakan asal usulku. Tapi yah ... Sudah pasti aku rahasiakan, lagipula mana mungkin aku bongkar identitasku di saat seperti ini?
"Aku sepertinya tersesat tadi, sudah kucoba hubungi kawanku. Tapi ... Tak ada jawaban," jelasku singkat.
Memang benar pada kenyataannya aku tersesat, hanya saja aku belum mencoba menghubungi temanku. Lagipula jam itu masih berada di dalam tasku.
Aku juga masih merasa agak ragu memakainya, setelah apa yang terjadi pagi ini. Pertama, mimpi tentang kuasa baru lalu bertemu Solar. Kedua, jam mendadak bersinar terang untuk yang pertama kalinya.
Kalau sudah begini, tentu saja aku harus lebih berhati-hati, kan?
"Coklat panas dah siap!"
Tidak lama kemudian anak bernama Amato itu memasuki kamar, sambil membawa nampan berisi tiga cangkir minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionSetelah sekian lamanya bertarung, Boboiboy dan kawan-kawan akhirnya berhasil membawakan kedamaian untuk seluruh Galaxy. Tak ada lagi perompak angkasa, pertarungan, dan semuanya telah aman terkendali. Dan sejak saat itu semuanya berubah, lalu akhirny...