Solar menatap anak di depannya dengan tatapan tak percaya. Ia punya firasat buruk soal ini, tapi ... Apa benar elemen ini jahat?
Tidak Solar! Kau sudah pernah melihatnya sendiri, bagaimana dia menghasut tuan lamamu dan kau!
"SOLAR!"
Sebuah panggilan yang cukup kencang berhasil membuyarkan lamunannya. Solar yang hampir saja meraih tangan itu langsung menepisnya dan segera keluar dari ruangan aneh dengan kekuatannya.
"Dari mana saja?" tanya Halilintar yang berada di belakang Gempa.
Solar mencoba mengatur nafasnya yang berantakan, lalu menatap tangannya yang tadi hendak meraih anak itu. Matanya terlihat berkaca-kaca, merasa bersalah karena hampir melakukan kesalahan yang sama.
"Um, Solar? Kau baik-baik saja?" Gempa berjalan mendekat dan mengusap punggungnya yang gemetar ketakutan.
"Hali, panggil yang lain kemari. Sekarang!"
Di dalam kepala Solar, ia hanya bisa memikirkan bagaimana caranya ia menjauhkan elemen itu dari yang lain. Jika salah satu dari mereka terhasut, maka Boboiboy yang asli bisa terkena dampaknya.
Dan jika itu terjadi ....
"Tidak apa, biar aku yang jaga Solar," ucap Gempa sebelum Halilintar sempat melontarkan kalimatnya.
Halilintar mengangguk pelan, mau tak mau hanya bisa menurut untuk sementara. Walau dalam hati nuraninya itu ia masih ingin memprotes sifat Solar tadi.
.
.
.
Solar yang sudah tenang, berdiri dengan tegap di depan seluruh elemental, sambil berusaha menunjuk ke arah sebuah pintu besar yang sempat ia masuki.
"Jadi ... Dimana pintu itu?" tanya Duri berusaha mencari sosok benda yang dimaksud oleh temannya.
"Ini! Di-si-ni! Apa kalian tidak melihatnya? Pintu besar berwarna hitam ini?"
Solar masih bersikeras bahwa ada pintu di sana, tapi sayangnya tak ada satupun yang percaya padanya.
"Maaf Solar, tapi kami tidak melihatnya," ujar Gempa berusaha tak menyakiti hati kecilnya.
Solar terdiam sejenak, merasa agak frustrasi karena merasa hanya dia yang bisa melihatnya.
["Tentu saja mereka tidak bisa melihatnya. Aku gagal merebut jantung anak ini dan justru terjebak di salah satu matanya."]
Mendengar balasan itu, Solar terperanjat kaget dan segera mundur menjauh.
"Solar?"
["Apa kau lupa? Kita pernah membuat kontrak dulu. Jadi tidak heran kau bisa masuk ke ruanganku dengan mudah dan mendengarku kapanpun."]
"Kontrak? Lelucon yang bodoh. Kau memaksaku membuat kontrak itu, dan itu yang kau sebut perjanjian?"
Melihat Solar yang bicara sendiri, membuat enam elemental itu saling melempar tatapan bingung. Gempa berusaha memanggilnya, namun mata Solar tetap fokus ke arah pintu tak terlihat.
"Solar, baiklah. Coba jelaskan dulu pintu yang kau maksud?"
Gempa berusaha menenangkan temannya, namun tidak direspon sama sekali. Sedangkan yang lain hanya bisa menatapnya agak khawatir dari kejauhan. (Kecuali satu orang).
"Buuu, buang waktu saja. Kupikir kau memanggil kami karena urusan penting," sambung Blaze sambil menggelembungkan pipinya kesal.
["Lihat? Mereka bahkan tidak percaya padamu. Betapa menyedihkan kau Solar, ini kah yang kau sebut teman?"]
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionSetelah sekian lamanya bertarung, Boboiboy dan kawan-kawan akhirnya berhasil membawakan kedamaian untuk seluruh Galaxy. Tak ada lagi perompak angkasa, pertarungan, dan semuanya telah aman terkendali. Dan sejak saat itu semuanya berubah, lalu akhirny...