Bab. 8 : Gempa?!

1.1K 103 11
                                    

"AYAH?!"

Sebelum serangan baru muncul, aku segera berpecah menjadi tiga, Gempa, Halilintar dan Taufan. Bagiku trio ORI adalah rekan yang bagus untuk digunakan di saat paling genting seperti ini.

Yah, coba pikirkan saja apa yang terjadi jika kupakai Blaze dan Ais? Atau mungkin Duri dan Solar? Tentu saja mereka akan berdebar dulu, baru kerjasama.

"PERISAI GEMPA!"

Aku sebagai Gempa segera membuat perlindungan untuk menghalau serangan musuh, dan bergegas menyuruh diriku yang lain untuk pergi.

"Taufan, cepat bawa Ay-Amato ke rumah sakit dan bawa yang lain untuk berlindung," ucapku sambil menyerahkan Amato pada Taufan.

"Kau bagaimana?"

"Aku akan di sini menahan musuh. Tenang saja, Halilintar akan ikut bersamamu."

Halilintar mengangguk kecil, walau ekspresinya terlihat tidak suka dengan rencana ini.

"Baiklah, cepat menyusul sebelum kita pikun."

Buuuum!

Tak butuh waktu lama mereka telah berhasil pergi menjauh, tepat sebelum perisai ini berhasil dihancurkan.

Aku memunculkan golem-golem tanah, untuk menyerang alien itu. Dari rupanya, aku yakin dia berasal dari planet yang sama dengan Adudu.

"Heh, sudah kuduga. Ternyata memang kaulah si Boboiboy," ujar si alien asing sambil menyeringai ke arahku.

Aku menatapnya ganas dan bersiap untuk serangan dadakan.

"Apa yang kau inginkan dariku, hah?!"

"Apa? Heh-- lucu sekali."

Alien itu menyeringai licik, menatapku penuh kegembiraan. Mereka ini ... pasti menginginkan jam tangan kuasaku, kan? Tidak akan aku biarkan mereka mendapatkannya.

"Kau pikir untuk apa kamu menyeretmu ke masa lalu?"

Tunggu, apa? Dari ucapannya aku sangat yakin, kalau dia secara tak langsung baru saja mengakui. Kalau mereka lah pelaku yang membuat teleportasi Ochobot jadi aneh, dan merekalah yang mengirimku ke masa lalu. Itu kalau bedasarkan ucapannya tadi.

Alien itu terdiam sejenak, menatapku dengan senyuman liciknya. Dan berkata "Tentu saja kami ingin mencuri informasi masa depan darimu. Bwahahaa!"

Mendengar kalimat itu, aku membelalakkan mata terkejut. Tidak, melawan mereka adalah kesalahan. Aku harus lari, kalau tidak mereka akan membawaku.

"Golem tanah!"

Tanpa membuang waktu, aku segera membuat Golem tanah untuk menghajar mereka dan kabur.

"Heh, jangan harap kau bisa kabur dengan aman!"

Duaaar!

Sebuah serangan yang dahsyat langsung melesat ke arahku. Karena tidak ada waktu untuk menghindar, aku hanya bisa menggunakan tangan tanganku untuk menghalaunya.

"Aaarg!"

Untungnya serangan itu berhasil dihalau. Tapi sayangnya, demi nyawaku tangan tanah ini jadi hancur. Walau ini tangan elemen, tetap saja ini adalah anggota tubuhku. Jika hancur, rasa sakit akan menjalar ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan yang lainnya merasakan rasa sakit ini.

Ugh, intinya aku harus segera lari dulu! Bisa bahaya jika mereka mendapatkan informasi masa depan.

•••

"Arg!"

Taufan yang baru saja mengantar Amato ke ruang UGD, tiba-tiba saja merasakan rasa sakit yang luar biasa. Rasanya tangan itu baru saja hancur berkeping-keping.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang