Bab. 11 : Solar dan Reverse

759 83 12
                                    

"Bagaimana kalian bisa keluar?"

Terlihat dua sosok itu sedang menatapku dalam diam. Solar mengeluarkan jari telunjuk dan mendekatkan ke bibirnya, tanda ia sedang menyuruhku untuk diam.

"Boboiboy? Kau tidak apa, kan?" tanya Pian memastikan.

Aku mengangguk pelan mengikuti instruksi Solar, lalu tersenyum ke arahnya seraya menjawab pertanyaan tadi.

"Um, maaf sepertinya aku sedikit lelah."

"Baiklah, kalau begitu bawa temanmu untuk istirahat dulu. Kau bisa memberikan jam itu nanti malam," ujar Ayah Pian.

Tanpa menunggu lama Pian membalasnya dengan anggukan kepala, lalu segera membawaku kembali ke atas. Aku menoleh ke belakang, melihat Blaze yang sedang ditarik paksa oleh Solar karena ia berusaha mengganggu ayahnya Pian.

"Baiklah, aku akan ambil makanan dulu. Kau belum makan siang bukan?"

"Aku tidak apa--"

"Sudah, jangan banyak alasan dan tidurlah sana. Aku akan segera kembali."

Blam

Pintu ditutup dengan pelan tanda Pian sudah pergi. Setelah kupikir dia sudah pergi cukup jauh, aku segera memulai pembicaraan dengan dua elemental yang mendadak keluar.

"Jadi ... Bagaimana kalian bisa keluar?" tanyaku memulai topik.

"Yah, kemungkinan besar penyebabnya adalah kau, Boboiboy ori."

"Apa? Aku?"

"Akhir-akhir ini kau sering mencoba melepas jam itu dengan paksa, kan?"

Aku mengangguk sebagai jawaban, lalu Solar menghela nafas berat.

"Itu adalah salah satu penyebabnya. Dunia kami sedang mengalami error, lalu kau memaksa melepas jam kuasa. Sehingga menyebabkan kerusakan, jadi kami malah keluar dari jam, namun tidak bisa dilihat siapapun," jelas Solar panjang lebar.

"Hei! Tidak bisakah kau jelaskan lebih baik? Kepalaku masih pusing mencerna ucapanmu," ucap Blaze sedikit merajuk, karena kesulitan memahami situasi.

"Intinya kita jadi hantu."

"Apa? Kita elemen mana bisa jadi hantu, lagian ori masih hidup. Jika kau bilang kita hantu, sama saja anggap dia mati, dong."

"Itu hanya perumpamaan Blaze, tak bisakah kau mengerti?"

"Ya, kau pikir otakku akan memahaminya?"

"Kalau begitu cobalah pahami sendiri, maniak ayam."

Aku segera berdiri di pertengahan, melerai pertikaian itu. Bisa bahaya jika mereka bertengkar di sini, dan menghancurkan rumahnya.

"Hei, hei. Sudah jangan bertengkar."

"Hmp!"

Hah ... Sepertinya mereka berdua memang mewarisi sifat keras kepalaku ya.

"Oh, ya! Boleh kupanggil kau Tuan, ori?" tanya Blaze riang melupakan masalah tadi.

Enggan menimbulkan masalah baru, aku membalasnya dengan senyuman tipis.

"Terserah padamu," ujarku mengizinkannya.

"Apa? Hei, kenapa harus kita panggil dia Tuan? Dia juga bagian dari kita," protes Solar tak terima.

"Lah, terus mau manggil apa? Kalau Boboiboy kita juga sama, dan manggil dia Ori jelas lebih aneh."

Aku menyerngitkan dahi heran, sadar akan sesuatu yang aneh.

"Tunggu ... Kalian bagian dariku? Bukankah kalian hanya elemental?"

"Ya, kami memang elemen tapi juga bagian darimu."

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang