Memori saat tangan itu hancur masih terasa segar di ingatanku. Setiap kali mata ini terpenjam, lagi-lagi aku selalu memimpikan hal yang sama. Dan itu adalah ketika kedua tanganku hancur, persis seperti Gempa beberapa hari yang lalu.
Sudah hampir dua hari berlalu sejak serangan mendadak kemarin. Amato juga sudah kembali pulih seperti orang normal pada umumnya, yah ... Walau dokter masih menyarankan agar dirinya beristirahat di rumah nanti.
"Hah ... Hah ...."
Aku mengambil nafas sedalam mungkin, berusaha menenangkan hati yang berantakan.
Mimpi itu sudah terulang berkali-kali, bahkan saat siang hari mimpi ini tak kunjung hilang. Aku menatap kedua lenganku, memastikan bahwa semuanya tidak apa.
"Ada apa denganmu Gempa?"
Aku menatap jam kuasaku, seolah sedang berbicara langsung dengan elemen itu. Ingatan ini sudah jelas milik Gempa, karena hanya dia yang mengalami hal ini.
Tapi tidak biasanya hal ini terjadi, sebelumnya lengan Ais dan Gempa juga pernah sempat hancur. Namun tidak pernah sampai terjadi hal ini, rasanya seolah ... Mereka seperti hidup.
Bzzz bzzz
Lagi-lagi jam ini mengalami error, sebuah gesekan terlihat jelas menampakkan sebuah masalah.
Sejak Fang mengembalikan jam ini, entah mengapa hal aneh terus saja terjadi. Tadinya aku ingin meminta Pian memeriksa jam ini, tapi sayangnya anak itu sedang keluar bersama keluarganya.
Dan karena berkeliling rumah orang tanpa ditemani siapapun rasanya kurang sopan, akhirnya aku lebih memilih diam di dalam kamar tamu seorang diri.
Tapi ... Kenapa rumah ini terasa tak asing?
Karena rasa penasaran yang tinggi, pada akhirnya aku lebih memilih berkelana dan melupakan rata krama itu. Yah, selama tidak masuk ke kamar mereka harusnya tak ada masalah, kan? Semoga saja ya.
Krieeet ....
Aku mulai membuka beberapa pintu yang agak mencurigakan dan terasa familiar (dikenal/merasa pernah liat).
Semakin kubuka pintu itu, rasa penasaran dan curiga perlahan meninggi. Aku tidak menyangka bahwa rumah ini benar-benar pernah kumasuki, karena sejauh ini aku bahkan belum tersesat sama sekali.
Mengingat diriku yang pernah tersesat saat kecil, tentu saja akan aneh jika diriku masih aman di dalam rumah yang luas nan besar ini. Karena selama dua hari, aku lebih sering menghabiskan waktu di kamar mencoba menciptakan beberapa ramuan kecil selagi bisa.
"Yah, mungkin karena Pian adalah pamanku?" gumamku pada diri sendiri.
Pian dan Amato juga cukup dekat, jadi tak heran jika aku pernah kemari. Hanya saja aku tidak terlalu mengingatnya, mungkin karena aku datang saat masih kecil?
Wuuuussss ....
Terlalu lama melamun, akhirnya justru membawaku ke sebuah tempat yang tak terduga. Pintu besar seperti lift itu mulai terbuka, menampakkan sebuah ruangan gelap yang cukup luas.
Sebelum pintu tertutup, aku segera melangkahkan kaki ke luar dan melihat tempat ini.
"Aneh, rasanya Pian tidak pernah bilang apapun soal tempat ini."
Aku berkelana kesana-kemari, melihat apa saja yang ada di sini. Namun karena gelap, aku pun memutuskan untuk menyalakan lampu agar dapat melihat lebih jelas.
Cekrek
"Waaaah ...."
Ruangan yang luar biasa megahnya itu membuatku tak ada hentinya berdecak kagum. Alat-alat yang canggih, bahkan data yang ada di monitor sana terlihat seperti informasi langka yang tidak pernah ada di Tapops.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
FanfictionSetelah sekian lamanya bertarung, Boboiboy dan kawan-kawan akhirnya berhasil membawakan kedamaian untuk seluruh Galaxy. Tak ada lagi perompak angkasa, pertarungan, dan semuanya telah aman terkendali. Dan sejak saat itu semuanya berubah, lalu akhirny...