pertama

15K 805 12
                                    

"jie, lele. mainnya jangan jauh jauh" ujar khawatir jaemin kepada jisung yang sedang asyik bermain dengan chenle di sebuah taman kota yang cukup ramai.

Jisung dan chenle menoleh ke arah jaemin,

"Ciappp bunaa!!! Kita nda jauh jauh kok" jawab jisung antusias.

Chenle hanya tersenyum, dirinya kemudian bertanya kepada jaemin.

"Bunaa, kita boleh main di cana nda??" Chenle menunjuk ke tempat yang lebih banyak semak semak dan juga pohon pohon.

Jaemin menoleh ke arah yang ditunjuk oleh chenle, begitupun dengan si kecil jisung.

"Bolehhhh yaa bunaa???" Dukung jisung menatap jaemin dengan tatapan berbinar binar membuat jaemin seketika langsung luluh.

Jaemin tak bisa menolak mata itu, dengan terpaksa dia mengangguk.

"Tapi inget ya!! Nggak boleh jauh jauh. bunda pergi dulu, mau beli minuman dulu buat kalian" ujar jaemin lembut berjongkok menyamakan tinggi keduanya.

Senyum senang jisung dan chenle terlihat membuat jaemin gemas, ia tak tahan mencubit pipi gembul keduanya.

"Gemesnya" celetuk jaemin.

Jisung menyengir lucu memperlihatkan giginya yang rapi sementara lain lagi dengan chenle yang merona akibat ucapan jaemin itu.

Jaemin terkekeh, dia mengacak rambut keduanya sebelum berdiri kembali.

"Mainnya hati hati" ujar jaemin sebelum pergi.

"Ciappp bunaa" balas kedua.

Jaemin tersenyum, dia melambaikan tangannya sebelum berbalik pergi.

Jisung dan chenle membalas lambaian tangan jaemin dengan semangat.

Setelah jaemin sudah menjauh dari mereka berdua hingga tidak terlihat lagi, chenle menoleh ke arah jisung.

"Kita mau main apa??" Tanya lugu chenle.

"Eumm.... Gimana kalau kita main petak umpet!!!" Saran jisung.

Chenle mengangguk semangat.

"Jie yang jaga yaa" kata chenle, namun wajah jisung berubah menjadi tak enak di pandang.

"Kok jie cihh??" Protes jisung tak mau jika dia yang jaga.

"Nda mau ya??" Cicit chenle dengan wajah Murungnya yang membuat jisung menjadi bersalah.

"Mauu kok!!" Jawab jisung tak mau jika chenle murung.

"Benelan????!!!" Girang chenle menatap binar jisung.

Jisung mengangguk lugu.

"kalau gitu Jie yang jaga, lele yang cembunyi" sambung chenle terpaksa di angguki jisung lagi.

Dadi pada chenle murung lebih baik jisung menuruti apa maunya chenle.

"Jie hitungna dimana??" Tanya jisung karena di sekitar mereka tak ada tembok untuk jaga.

"Kan bica di pohon becall di cana" chenle menunjuk sebuah pohon yang paling besar di antara pohon pohon lainnya.

Jisung mengangguk angguk,

"Lele cembunyina jangan jauh jauh ya, nanti kamu ilang jie cedih" kata jisung mengusap usap Surai rambut chenle yang kebetulan jisung lebih tinggi walaupun perbedaannya hanya sedikit.

"Iyaa, lele nda jauh jauh. Sekalang jie pelgi Cana, hitungna campaii angkana banyakkk yaa" antusias chenle sambil menyuruh jisung pergi ke pohon besar itu.

Jisung mengangguk, dirinya berlari ke arah pohon besar itu kemudian menutup mata dan mulai berhitung.

Chenle juga mulai bersembunyi, dia bersembunyi agak jauh dari jisung. Seakan akan lupa akan pesan jisung dan juga jaemin.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang