ketujuhbelas

5.1K 605 67
                                    

"kenapa je??" Tanya seorang pria yang masih tetap awet muda walaupun sudah lanjut usia kepada seorang pria yang sedang memangkunya.

"Kayaknya mereka udah ada di sini" jawab pria lain.

"Udah Dateng ya??" Gumam pria itu membuat pria lain mengangguk pelan.

"Sekarang rencana kamu mau gimana lagi??" Pria lain bertanya ke pada pria yang duduk di pangkuannya itu.

"Aku nggak punya rencana" cecar pria itu tidak lain adalah taeyong.

Pria yang memangku taeyong tidak lain adalah jaehyun. Jaehyun sendiri tersenyum, dirinya mencubit gemas hidung taeyong.

"Ishhh, kok di cubit sih??" Kesal taeyong membuat jaehyun terkekeh geli.

"Kamu mau kayak gimana lagi, hm??" Tanya jaehyun menatap taeyong yang ada di pangkuannya dengan senyum manis miliknya.

"Nunggu mereka ketemu mungkin??" Ragu taeyong.

"Jangan lama lama, mereka kayaknya udah cape" tegur jaehyun membuat taeyong memutar bola matanya malas.

"Aishhh, dari awal itu cucumu udah salah je. Mereka kayak anakmu, nggak bisa di bilangin" balas taeyong tak mau kalah.

Jaehyun hanya bisa menghela nafas panjang, jika semua yang buruk tentang anak maupun cucunya pasti taeyong akan selalu melemparkan pada dirinya. Beda hal lagi dengan sifat baik mereka, pasti taeyong akan terang terangan mengakui mereka.

"Iya, iya" jaehyun hanya bisa pasrah saja, jika di teruskan mungkin obrolan ini tidak ada habisnya.

Taeyong tersenyum, dirinya kemudian memeluk leher jaehyun dan membenamkan wajahnya dalam leher jaehyun. Sementara jaehyun sendiri hanya menikmati apa yang di lakukan taeyong.

Mereka berdua ini walaupun sudah menikah bertahun-tahun tapi keromantisan mereka tidak pernah hilang. Keromantisan itu terkadang membuat anak dan menantunya iri sendiri.

"Je, apa yang aku lakuin ini nggak salah kan??" Tanya taeyong tepat di daun telinga milik jaehyun.

"Mungkin agak salah??" Jaehyun sebenarnya tak mau mengecewakan sang istri dengan jawabannya. Tapi jika dia berbohong maka itu juga akan menimbulkan kesalahan yang semakin jauh. Jaehyun sama saja membenarkan tindakan taeyong jika dia berbohong.

Taeyong merenung, sebenarnya salah juga sih tindakannya selama ini. Tapi mau bagaimana lagi?? Ini sudah terjadi. Lagi pula rencana sebelumnya juga tidak seperti ini. Dia mana mau mengorbankan nyawa cucunya hanya demi eksperimen gila ini.

"Kamu bener juga" gumam pelan taeyong.

Jaehyun tersenyum tipis, dia memaksa taeyong melepaskan pelukannya dan menatap mata bulat taeyong.

"Jangan sedih, yang di lakuin kamu nggak sepenuhnya salah tapi aku juga nggak bisa membenarkan kelakuan kamu. Aku tau, mungkin anak kita akan kecewa ketika mereka mengetahuinya?? Tapi setidaknya peristiwa ini bisa jadi pelajaran bagi mereka kan?? Kita ajarkan pelajaran yang bisa di ambil dari peristiwa ini" hibur jaehyun tak ingin jika istrinya bersedih.

"Pelajaran?? Memangnya ada??" Tanya taeyong bingung.

Jaehyun terkekeh, dia mencubit pelan hidung taeyong.

"Ada dong sayang "

Pipi taeyong bersemu, dia sungguh malu. Taeyong bahkan sampai menyembunyikan wajahnya ke dada bidang milik jaehyun.

Jaehyun mengelus lembut rambut taeyong.

"Kita bisa mengajarkan anak dan cucu kita bahwa kisah cinta yang mereka anggap sempurna juga bisa di pisahkan begitu mudah oleh takdir. mau sedalam apapun mereka mencintai satu sama lain, jika takdir tidak mengizinkan mereka bersama, mereka tak bisa berbuat apa apa" Tutur jaehyun dengan lembut kepada taeyong yang sepertinya bersandar di dada bidang milik sang suami.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang