keenam

7.7K 603 24
                                    

Tak terasa perjalanan mereka selama beberapa menit pun akhirnya sampai juga, chenle baru saja turun dari mobil langsung menatap binar. Wajahnya penuh akan semangat.

Jisung sendiri juga tersenyum, dia menoleh sebentar ke arah kedua orangtuanya. Terlihat jaemin dan Jeno juga sama sama tersenyurn tapi tidak lama karena staf tiba tiba menadatangani keduanya dan mengajak keduanya untuk bersiap siap di ikuti renjun di belakang yang juga mengobrol bersama beberapa staf tentang apa yang di lakukan mereka hari ini.

Raut wajah jisung yang tadinya dihiasi senyum berubah menjadi kerutan di dahinya, dan jangan lupakan senyumnya juga tiba tiba menghilang.

"Jie!!! Jie!!!" Panggil chenle antusias membuyarkan pandangan jisung pada mereka bertiga.

Jisung menoleh ke arah Chenle.

"Ayooo kita ke cana-" tunjuk chenle pada salah satu wahana permainan di sana.

"Lele mau naikk ituu" lanjutnya dengan penuh semangat.

Jisung hanya mengangguk, dalam diam ia juga menggenggam tangan Chenle yang asyik mengagumi tempat itu.

"Ehh??" Chenle sadar dengan genggaman itu, dia menatap jisung dengan tatapan bingung

"Jangan jauh jauh dali jie" ucap Jisung sambil menggenggam erat tangan Chenie.

Chenle awalnya bingung, tapi tidak lama dia hanya mengangguk angguk menanggapi ucapan jisung.

Mereka berdua saling menggenggam seperti tak ingin terpisahkan. Beberapa staf juga mendekat ke arah keduanya.

"Jisung, chenle" ujar salah satu staf.

Keduanya menoleh dengan tatapan heran.

"Hari ini kalian bersama kami terlebih dahulu ya??" Sambungnya seperti berusaha untuk akrab terhadap keduanya.

Chenle mengerutkan keningnya tak suka,

"Kalian ciapa?? Lele nda mau!! Lele nda kenal kalian. Kata mommy cama daddy, kalau lele nda kenal belaiti lele nda boleh nulut dan dekat dekat cama kalian" ungkap chenle memang benar adanya.

Sementara Jisung sendiri terdiam, dia menatap staf itu dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan dan terus menggenggam tangan Chenle erat-erat seolah tak ingin melepaskannya.

Salah satu staf saling pandang sebelum akhirnya seorang perempuan berjongkok menyamakan tinggi badan keduanya.

"Kenalin, nama nuna adalah nuna Hana. Nuna dan teman teman Nuna itu kepercayaan orang tua kalian, orang tua kalian suruh kami jagain kalian. Jadi untuk sehari ini kalian bersama kami ya?" Ujar Hana menjelaskan dengan bahasa yang mudah di pahami dan tentunya dengan wajah ceria.

Chenle seketika ragu, dia menoleh ke arah jisung yang sadari tadi diam.

"Gimana jie?? Kita halus pelcaya??" Tanya lugu chenle. Selalu menjadi kebiasaan chenle untuk bertanya kepada jisung karena bagi chenle semua keputusan yang di ambil jisung itu rata rata benar!!! Dan chenle juga percaya akan jisung.

Hana dan teman temannya menoleh ke arah jisung, ternyata yang harus mereka taklukkan adalah si kecil jisung karena jisung seperti sangat sulit di dekati, beda dengan chenle yang sepertinya mudah akrab dengan orang orang dan sangat mudah juga untuk di dekati.

Jisung tetap diam, dia menatap Hana dan teman temannya dengan tatapan tak bisa di jelaskan.

"Bagaimana jisung??kamu percaya kan dengan kita?? Tenang saja nanti kita akan bermain sepuasnyaa" kata Hana berusaha merayu jisung.

"Cepuassna??" Binar chenie.

Hana dan yang lainnya mengangguk.

"ayoo jiell Ayo kita pelcaya meleka!!" Semangat chenle. Keraguannya tadi hilang seketika di gantikan dengan semangat yang membara.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang