Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah pemangkasan tenggat waktu perjodohan pada Fendi tadi pagi, Rayes mulai bergerak cepat. Ia mendatangi sebuah café sepulang kerja, menemui seseorang yang sudah sangat ahli dalam mencari informasi. Bisa dikatakan seorang informan terpercaya yang sudah ia kenal lama.
"Woi, Jason Chandra, lo harus bantuin gue."
"Apa?" Sahut Jason acuh dan tetap fokus dengan game di ponselnya.
"Bantu gue cari informasi tentang Shandira Asa."
"Thandira Atha?"
"Shandira Asa, bukan Thandira Atha."
Jason berdecak kesal, "Lo punya fotonya?"
"Enggak."
"Terus?"
"Kalo gue punya fotonya, buat apa gue minta lo cariin informasi tentang dia?"
"Ngapain lo cari Thandira? Thandira thiapa yang lo makthud?"
"Bukan Thandira, tapi Shandira."
"Thialan! Gue emang cadel!"
"Bodo! Cepetan cari. Gue cuma terima informasi kalo Shandira itu cantik, kalo enggak apalagi nenek-nenek mending gak usah kasih tau gue, buat lo aja."
"Thori dori throberi ya tuan Rayeth yang terhormat. Gue udah laku." Jason memamerkan cincin yang ada di jari manis tangan kirinya.
"Kapan?"
"Kemaren. Lo tau cewek gue cantik banget, jadi gue gak butuh thumbangan nenek-nenek yang lo tolak."
Rayes menatap sengit Jason, mengeraskan rahangnya. Jason tidak peduli, ia memilih berkutat dengan ponselnya membuka aplikasi whatsapp.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sementara di belahan bumi lain, seorang gadis cantik bermata indah seperti permata tengah mengepak barang-barangnya.