FMP 0.17

541 150 9
                                    

happy reading!


Rayes baru saja melangkah hendak meraih handle pintu, namun tiba-tiba lampu rumah Dira padam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rayes baru saja melangkah hendak meraih handle pintu, namun tiba-tiba lampu rumah Dira padam. Rayes terkejut, sejujurnya ia takut gelap. la menutup matanya rapat dan hanya bisa berlutut dibanding melanjutkan langkahnya.

"Mamiii!!"

Praangg!

Teriakan Dira dari dalam kamarnya terdengar. Dan entah apa yang terjadi, ada suara pecahan di dalam sana. Hanya Rayes yang ada di sana yang mendengar teriakan Dira.

Semua prasangka buruk melintas begitu saja.
Bagaimana kalau tenyata ada pencuri yang masuk? Atau seseorang hendak melukai Dira? Jika hanya melukai, bagaimana kalau dia....

"Ah gak gak, gak boleh terjadi."

Mengabaikan rasa takutnya akan kegelapan dengan pencahayaan minim dari terangnya cahaya bulan di luar sana, Rayes segera berlari ke arah sumber suara.

Tanpa permisi Rayes masuk begitu saja ke dalam kamar Dira. Cukup gelap di dalam sana, karena Dira sudah menutup gorden kamarnya.

"Dira!" Rayes memanggilnya dengan panik. Tidak ingin terjadi sesuatu pada gadis itu.

"Hiks... hiks!" Terdengar isakan lirih di sudut ruangan tak jauh dari Rayes berdiri.

"Dira?"

"Rayes! Aku takut, hiks!" Cicit Dira saat menyadari Rayes yang baru saja masuk ke dalam kamarnya.

Rayes segera menemukan Dira yang terduduk di sana, meraih tubuh mungil Dira, mendekapnya erat, agar Dira kembali tenang. "Aku di sini, tenang ya!" Bisik Rayes sambil menepuk punggung Dira.

Eh, tunggu, mengapa baju yang dikenakan seperti tekstur handuk? Entahlah, Rayes tidak begitu memikirkannya.

Selama dua belas menit mereka bertahan dalam posisi yang sama.

Tap

Lampu kembali menyala.

Rayes celingukan, sementara Dira masih betah memejamkan matanya dan bersembunyi di pelukan Rayes.

Saat Rayes merenggangkan pelukannya dan sedikit menjauhkan tubuhnya, Dira malah menariknya dan kembali memeluknya.

"N-non, lampunya udah nyala."

"Hah?"

"Lampunya udah nyala, kamu udah bisa lepasin aku."

Dira membuka sebelah matanya dan kedua tangannya masih memegang erat kemeja Rayes kiri dan kanan.

Dira membuka matanya lebar setelah dengan jelas menatap sekelilingnya. Dira segera mendorong tubuh bongsor Rayes agar menjauh darinya hingga pria itu terduduk di lantai.

Rayes sempat kesal, namun matanya tertuju pada tubuh Dira yang hanya terbalut bathrobe.

Dira yang menyadari tatapan Rayes segera merapatkan bathrobe-nya terutama di bagian dada dan paha.

Finding My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang