FMP 0.22

908 167 24
                                    

happy reading!


"Cewek ini udah nipu kamu! Dia bukan Dira Natya, tapi dia adalah Shandira Asa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cewek ini udah nipu kamu! Dia bukan Dira Natya, tapi dia adalah Shandira Asa."

Shandira tidak menyangka jika Christy akan mengikuti mereka meski ia tahu betul kalau Christy pasti akan mengatakannya pada Rayes.

Jika memang sudah waktunya, ya sudah, cepat atau lambat Rayes memang harusnya tahu. Namun bagaimana jadinya hubungan Shandira dengan Rayes biarlah menjadi urusan mereka berdua.

Siapapun termasuk Christy tidak berhak mencampuri urusan mereka berdua.

"Apa maksud lo?" Rayes menatap tajam mantan pacarnya itu.

"Aku tau selama ini kamu mencari Shandira entah buat alasan apa. Tapi kamu nggak tau 'kan kalo selama ini Shandira itu bersamamu? Dia mengaku sebagai Dira Natya untuk apa? Untuk bisa bodohin kamu!"

"Lo dari mana tahu?"

"Nggak penting aku tau dari mana. Aku cuma mau kasih tau kamu yang sebenarnya."

"Lo, pergi dari sini, Chris."

"Kamu harus dengerin aku Yes. Dia bohong sama kamu."

"Apa urusannya sama lo?" Tanya Rayes datar.

"Aku peduli sama kamu. Aku cuma mau kita balik kayak dulu. Aku masih cinta kamu, Yes."

Rayes berdecih. "Lo nggak pernah cinta gue, Christy."

"Tap—"

"Diam!" Bentak Rayes membuat Christy dan
Shandira membeku di tempat mereka berdiri.

"Lo, nggak punya urusan sama gue maupun
Shandira. Jadi lo nggak perlu repot-repot mencampuri hubungan gue dengan Dira Natya atau Shandira Asa."

Rayes meraih tangan Shandira lalu meninggalkan Christy yang masih berbicara tak
jelas apa maunya.

Genggaman tangan Rayes semakin lama
semakin menyakitkan bagi Shandira.

"Yes," Panggil Shandira lirih. "Yes tanganku
sakit."

Rayes tidak peduli, ia terus menyeret Shandira hingga sampai tempat mobil mereka terparkir.

"Masuk!" Perintah Rayes setelah melepas genggaman tangannya. Shandira hanya menurut. la tahu Rayea sangat marah.

Selama perjalanan pulang ke rumah, tidak ada perbincangan apapun. Rayes berulang kali menghela nafas kasar. Beruntung Rayes tidak mengendarai mobil dengan ugal-ugalan.

oOo

"Rayes, maaf." Ucap Shandira lirih.

Shandira berdiri diambang pintu kamar tamu yang sejak dua malam lalu ditempati Rayes.
Rayes terus sibuk mengemasi barang-barangnya, menulikan pendengarannya.

Merasa diabaikan Shandira tidak menyerah
menjelaskan kebohongannya tanpa diminta
Rayes.

"Yes, maafin aku. Aku tahu aku salah aku udah bohongin kamu, tapi aku pastikan aku cuma bohong soal nama bukan yang lain."

Finding My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang