FMP 0.23

645 143 16
                                    

happy reading!


Shandira tiba-tiba duduk di kursi tak berpenghuni di meja sejoli yang duduk berhadapan, tengah sibuk bercengkrama di kantin kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shandira tiba-tiba duduk di kursi tak berpenghuni di meja sejoli yang duduk berhadapan, tengah sibuk bercengkrama di kantin kantornya. Si pria dengan manisnya menyuapi wanitanya.

Shandira dengan tak peduli merebut garpu berisi gulungan spagheti yang dipegang Geri untuk disuapkan ke mulut kekasihnya Nindy dan segera memakannya.

Sementara Geri hanya melongo melihat kelakuan Shandira.

"Kak, awas ada lalat masuk ke mulut kamu." Shandira memperingatkan Nindy karena matanya yang masih terpejam dan mulut menganga lebar menanti suapan dari sang kekasih hati.

Shandira sibuk mengunyah, lalu tanpa sungkan mengambil piring di hadapan Geri tak peduli Nindy dan Geri yang terganggu dengan kedatangannya.

"Di mana Rayes-mu itu? Biasanya kamu bakal betah berduaan sama dia."

"Dia resign. Ini kartu akses dan surat resign-nya." Shandira mengambil surat itu dari saku blazernya dan ia letakkan di atas meja.

"Hah? Resign bagaimana? Kamu gak pecat dia kan? Kamu tega banget Shan, gimana dia membiayai hidupnya dengan baik kalo gak punya pekerjaan yang layak?!" Geri mendramatisir.

"Kakak gak perlu drama, sekalipun dia tidak bekerja di sini, dia gak bakal kekurangan apa-apa." Shandira memasukkan suapan terakhir pasta hasil rampasannya.

"Benar juga, dia kan pemilik Amarta Goods Corp." Geri mengangguk-angguk setelah ingat siapa sosok Rayeshka.

"Aku ketahuan." Celetuk Shandira.

"Ketahuan gimana?"

"Salah satu model kita itu mantan pacarnya Rayes. Dia bilang ke Rayes kalo aku bukan Dira Natya."

"Itu salahmu. Aku udah saranin kamu buat bilang yang sebenarnya sama dia. Inilah yang aku maksud. Sebelum Rayes tahu kebenaran dari orang lain, bukannya lebih baik dia tahu dari mulutmu sendiri?"

"Iya, aku tahu aku salah. Kamu gak perlu menghakimiku kayak gini. Rayes sudah marahin aku semalam. Bahkan aku gak dikasih kesempatan buat ngejelasin." Kemudian Shandira.tertunduk lesu.

"Ide dari mana kamu nipu dia? Aku sudah dari awal gak setuju, tapi kamu terus maksa aku." Nindy menimpali.

"Iya, itu salahku" Shandira mengerucutkan bibirnya.

"Oh iya, Shan, aku dapat laporan dari staf di lokasi. Christy gak bersikap profesional."

"Hm, aku tahu. Aku ada di sana."

"Terus?"

"Datang gak tepat waktu, gak kooperatif dengan tim, gak menunjukkan rasa hormat pada tim, dan pulang sebelum proses pemotretan selesai."

Shandira menghela nafasnya, "Hah, membicarakan keburukan orang lain memang selalu sangat mudah."

"Apa keputusanmu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finding My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang