FMP 0.19

662 150 13
                                    

happy reading!




"Jadi pacar aku!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi pacar aku!"

Rayes mendadak menginjak pedal rem hingga mobil berhenti seketika. Untung saja jalan yang mereka lalui memasuki area yang cukup lengang.

Tidak mungkin hanya karena luka akibat menginjak pecahan vas bunga, mengakibatkan terjadinya korsleting di syaraf otak Dira.

"Apa maksud kamu?"

Bukankah pernyataan itu seharusnya Rayes
yang mengatakan? Tapi jika ia yang mengatakan itu pada Dira, maka ia harus siap dicoret dari pewaris tunggal Amarta Goods Corp.

Dira masih menatap Rayes dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jadi pacar aku, setidaknya untuk satu minggu."

Rayes mengerutkan dahinya, sementara jantungnya berdegup tak menentu.

"Pacar pura-pura. Kamu inget kan aku pernah bilang kalo aku bakal dijodohin, tapi aku
belum pernah pacaran sama cowok manapun. Jadi aku gak tahu apa aja yang bisa dilakukan oleh sepasang kekasih."

"Kalo aku mengiyakan, apa imbalan buat aku?"

"Pamrih banget."

"Simbiosis mutualisme Non. Kalo aku bisa untungin kamu setidaknya aku dapat keuntungan juga."

"Aku akan membantu kamu mencari Shandira sampai dapat. Lagipula aku akan balik ke Paris. Jadi saat kamu bersama Shandira aku pun akan bersama tunanganku."

"Tawaran yang menarik! Oke kalo gitu, ayo kita berpura-pura jadi sepasang kekasih."

Rayes pun kembali melajukan mobilnya
menuju rumah sakit.

Antrian tidak cukup panjang, mereka hanya menunggu selama tiga puluh menit hingga giliran mereka tiba. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kaki Dira menjadi bengkak
karena dipaksa untuk melakukan aktifitas.

Dokter pun meresepkan anti inflamasi dan vitamin untuk Dira agar lukanya tidak infeksi.

"Ehm, Dok, boleh saya titip dia sebentar? Saya mau ambil obat di bagian farmasi." Dokter bername tag Bagaskoro itu, mengangguk tanda setuju.

"Suami anda baik ya."

"Eh?"

"Apa suami anda yang obatin luka anda?"

"Iya, dia yang obatin semalam."

"Dia perawat?"

"Oh, bukan, dia pebisnis."

"Saya pikir dia perawat. Lalu gimana bisa bengkak?"

"Tadi pagi saya memaksakan diri untuk menyiapkan keperluannya dan sarapan untuk kami, Dok, karena ART saya sedang pulang kampung selama seminggu."

"Kenapa kamu tidak minta tolong saja padanya? Saya yakin dia pasti akan melakukan apapun buat anda?"

Dira tersenyum. "Kasian dia capek, saya gak tega banguninnya."

Finding My PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang