Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rayes senyum-senyum sendiri di balik meja kerjanya. Kadang ia akan terkikik gemas. Lima hari bersama Dira membuat dunianya seakan penuh warna.
Gadis itu benar-benar sesuatu. Terkadang sangat menyebalkan, tiba-tiba menggemaskan. Lalu tegas namun juga penuh perhatian layaknya seorang istri yang melayani suaminya. Memiliki sifat yang manja, cuek, apalagi jika sedang kesal entah mengapa bukannya terlihat galak atau menyeramkan, tapi malah sangat imut.
"Lo kenapa, Yes?" Tanya Fendi yang sejak tadi menunggui Rayes yang disibukkan dengan lamunannya.
"E-eh, K-kak Fendi." Rayes tergagap.
"Bukannya lo bilang bakal cuti sampai dua minggu. Kenapa lo dateng hari ini?"
Ya, Rayes hari ini datang ke kantornya sendiri. Dan sejak semalam, otaknya selalu dipenuhi oleh gadis bernama Dira.
"Iya, gue hari ini free."
"Hah?"
"Non Dira kasih gue libur hari ini, daripada gue habisin sama hal yang gak jelas, bukannya lebih baik gue datang ke kantor?"
"Bukannya dari tadi lo emang lagi gak jelas? Dua belas menit gue nunggu lo tapi lo sibuk ngelamun."
"Dua belas menit?"
"Iya, atau mungkin lebih lama lagi, kalo inget kebiasaan lo yang datang lebih awal."
Rayes tersenyum kikuk.
"Wait, tadi lo bilang Non Dira?"
"Hm, gue kerja jadi asistennya."
"Hah? asisten?" Pekik Fendi tak percaya.
Rayes mengangguk. "Supir, sekretaris, bodyguard, mungkin sebentar lagi chef pribadi. Dia beneran suka masakan gue, kak." Ujar Rayes bangga.
"Siapa tadi? Dira? Siapa Dira?"
Rayes mengangguk antusias.
"Kenapa lo keliatan seneng pas gue sebut nama Dira?"
