Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rayeshka Amartaraga, seorang pengusaha sukses, ah bukan, seorang anak dari pengusaha sukses yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan dan perusahaan orang tuanya yang bergerak di bidang fashion ternama di Indonesia Raya.
Sudah dua tahun berjalan sejak masa orientasinya, masa percobaan hingga diangkat menjadi wakil direktur di perusahaan Ayahnya. Rayes tidak pernah main-main dengan apa yang ia kerjakan. Workaholic!
Namun dibalik kesuksesannya dalam karir, tidak membuatnya juga sukses dalam hubungan asmara. Meskipun dirinya adalah seorang pria tampan yang katanya perpaduan antara Indonesia dan Surga dengan tubuh atletis dan tinggi ideal, tapi tak mudah baginya untuk mengumbar cinta. Kurang pas, tidak selevel, not my style.
Ratusan gadis mulai dari gadis belum cukup umur, mengaku gadis, gadis jadi tidak jadi, hingga gadis kadaluwarsa pun saling berebut untuk mendapatkan cinta sang pria rupawan.
Hingga datanglah sepucuk surat dari sang Ayah.
"Yes, gue diminta bokap lo buat kasih ini ke lo." Fendi datang dengan menyerahkan sebuah surat beramplop putih.
"Emang Papi pergi kemana? Kenapa gak telpon aja?'
"Lo gak tau?" Tanya Fendi yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Rayes yang sibuk membuka surat dari Ayahnya.
"Bokap sama nyokap lo pergi ke acara fashion week di Paris selama satu bulan."
"Fashion week kan cuma seminggu, kenapa mereka satu bulan disana?"
"Lo mungkin gak bakal paham, karena lo jomblo." Ejek Fendi.
"Arrgh!" Rayes menggeram kesal sambil meremas surat tersebut setelah membaca beberapa baris kata yang tertulis di dalamnya.
"Kenapa?"
"Pesan konyol apaan nih? Masa gue dijodohin sih?"
"Oh itu, Nona Shandira Asa, jodoh wasiat Tuan Amarta." Ceplos Fendi yang memang tahu rencana dari bos besarnya.
"Apa? Lo nyumpahin bokap gue meninggoy?"
"Eh bukan, maksud gue pesannya. Tuan Amarta kasih pesan ke gue buat mastiin lo ketemu sama dia."
"Siapa tadi namanya?"
"Shandira Asa. Asa nama keluarganya."
"Shandira Asa?" Rayes mengulang namanya sebelum ia kembali bertanya, "Jadi kapan gue bisa ketemu? Lebih cepat lebih baik."
"Oh, kayaknya kisah perjodohan lo gak bakal sama kayak drama perjodohan biasanya. Tenang Yes, lo gak perlu ketemu pas jamuan makan malam, menyetujui, nentuin tanggal terus lo menikah dan selesai."
Rayes mengerutkan dahinya, tak mengerti maksud Fendi. Bukan tak mengerti, tapi otaknya harus bekerja ekstra dalam urusan asmara. Karena baginya, lebih baik dipusingkan dengan masalah pekerjaan dibandingkan masalah cinta. Merepotkan.
"Lo gak perlu terlibat dalam hal-hal mainstream dalam dunia perjodohan. Lo cuma perlu nemuin gadis bernama Shandira Asa. Setelahnya kalian bisa menjalin hubungan terlebih dahulu, lalu kalian menikah."
"Terus gimana kalo kita gak saling suka?"
"Kalian akan tetap menikah."
"Itu sama aja sama perjodohan, kak."
"Sebentar, lo jangan motong penjelasan gue dulu."
"Yaudah, lanjut."
"Lo dikasih waktu selama tiga bulan untuk menemukan, mengenalnya, dan menjalin hubungan dengannya. Kalo dalam tiga bulan lo gak berhasil nemuin dia, mau gak mau dan suka gak suka lo harus tetap menikah sama dia."
"Cuma tiga bulan?"
"Yes! Tiga bulan."
"Tiga bulan kelamaan, gue bakal naklukin dia dalam tiga puluh hari." Jawab Rayes dengan sombongnya.
"Terserah lo aja Yes. Yaudah, waktu lo tiga puluh hari. Kalo gagal silahkan terima nasib lo menikah tanpa tahu siapa pasangan lo. Bisa jadi mengaku gadis tapi pas senyum tinggal gusi doang. Haha. Semoga nasib lo baik deh."
"Cih, lo ngeremehin gue?"
"Oh ya, waktu lo dimulai hari ini. mending lo gerak cepet, atau lo harus ngabisin sisa hidup lo sama cewek keriput, hahaha." Fendi dengan bahagianya mengejek Rayes yang wajahnya sudah masam sedari tadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
tes ombak untuk cerita akhir tahun ini.. gimana pendapat kelen?? janlup VOTE ya woi!