10. Semangat Hidup Baru

7.1K 53 3
                                    

---
Setelah semalam Anto melepas keperjakaannya kepada Erni, Budhenya yang dia cintai dan sayangi.
---

Sinar mentari pagi memasuki kamarnya Anto melalui kaca jendela yang telah terbuka beserta dengan kordennya. Seiring kesadaran Anto yang mulai datang dari tidurnya, dia merasakan sesuatu yang nikmat di pangkal pahanya. Ketika matanya telah terbuka lebar, dia melihat kontolnya sedang diremas-remas oleh Budhenya.

"Nah akhirnya kesayanganku bangun." Ucap Erni.

Erni duduk disampingnya Anto dengan kedua kaki dilipat kebelakang. Pakaiannya sudah rapi seperti hari-hari biasanya. Pagi itu dia memakai kaos longgar dan rok lebar yang panjangnya selutut. Rambutnya Erni nampak basah dengan aroma shampo yang segar.

"Eh. Udah pagi? Uhhh...." Anto menggeliatkan tubuhnya.

"Pagi. Wes siang ini. tuh jam setengah delapan. Ayo bangun. Gak malu, sama otongmu ini yang udah bangun dari tadi."

"Gimana gak bangun, wong dielus-elus Budhe. Eh Sayang ding."

"Eh! Enak aja. Aku masuk ke sini otongmu sudah ngacung ya. Dasar pacar mesum." Erni mengocok kontolnya Anto dengan lembut.

Anto sudah tidak canggung lagi dengan Budhenya yang sudah berhasil dia setubuhi. "Sayang, masukin lagi ya?"

"Ogah ah. Wes mandi bersih gini kok mau dikotorin lagi."

"Nek gak mau dimasukin kok anuku dikocok-kocok terus dari tadi?"

"Jadi gak suka? Yo wes." Erni melepaskan kontolnya Anto dari genggamannya.

"Eh suka kok." Bergegas Anto bangkit dari tidur, dan meraih tangan Budhenya. Lalu dia mencium pipi Budhenya. "Gitu aja ngambek."

"Siapa yang ngambek?"

Melihat senyum tipis merekah di bibir Budhenya, Anto kemudian memajukan kepalanya untuk mencium bibir kekasihnya itu, tapi Erni malah menghindar dengan memalingkan muka.

"Katanya gak ngambek?" tanya Anto.

Erni menutup mulut Anto dengan tangannya. "Kamu belum gosok gigi. Bau."

Karena hari semakin siang, Erni segera mendorong Anto untuk kembali berbaring. Setelah itu dia lantas memposisikan dirinya menungging di samping kirinya Anto lalu mencium kedua pipi pacar rahasianya itu.

Tangan Erni kembali mengocok kontolnya Anto. Kali ini sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Selain itu, dia juga menciumi dada bidang keponakannya. Tidak hanya mencium, dia juga mencucup serta menggigit-gigit kecil seluruh bagian dada Anto termasuk putingnya. Sehingga meninggalkan beberapa tanda merah serta bekas gigitan di dada Anto seperti yang keponakannya itu lakukan terhadap payudaranya semalam. Hal itu berhasil membuat Anto blingsatan seperti cacing kepanasan karena merasa geli bercampur nikmat.

Mulut Erni beralih ke perut keponakannya yang rata. Dia menggeser kakinya bukan ke arah bawah atau kakinya Anto melainkan ke atas, ke arah kepalanya anto. Sehingga keponakannya itu bisa meremas-remas bongkahan pantatnya yang montok.

Anto menyibakkan rok Budhenya sehingga dia bisa melihat celana dalam pacarnya itu yang berwarna putih.

Hanya sebentar saja Erni bermain di perutnya Anto. Karena dia merasa waktu sudah semakin siang. Erni langsung melahap kontolnya Anto sampai seluruh batang itu masuk ke dalam mulut, bahkan mentok di tenggorokannya.

Dikulumnya kejantanan Anto dengan ganas oleh Budhenya, sampai air liur Budhenya itu merembes ke area yang ditumbuhi jembut. Membuat jembutnya Anto terlihat klimis seperti diberi minyak rambut. Tidak lupa kantung telornya Anto juga diremas-remas olehnya.

Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang