14. Barang Imitasi

3.4K 29 1
                                    

---
Masih di malam yang sama pada saat jidat Anto mencium rolling door warungnya Mbah Sri.
---


Pas tengah malam, Anto memutuskan pergi meninggalkan angkringannya Lik Slamet untuk kembali ke rumahnya.

Meskipun es teh yang dia minum dapat menyegarkan badannya dari suasana malam yang gerah, namun tidak dapat mendinginkan birahinya yang terasa memanas. Selain itu, ketika es teh masih tersisa setengah gelas, Anto merasa ingin buang air kecil.

Bisa saja Anto kencing di bawah pohon asem yang ada di dekat angkringan, tapi Anto melihat ada sosok tinggi besar berbulu lebat yang menunggui pohon itu. Kalau Anto nekat kencing disitu, bisa-bisa burungnya membengkak dan pastinya sakit, atau malah hilang dan dia tidak bisa enak-enakan lagi sama Budhenya. Jadi Anto memilih untuk menahan kencingnya.

Sejak meninggalkan warungnya Mbah Sri, entah kenapa Anto terus saja terbayang memek tembem milik Laras yang masih tertutup celana dalam. Sesekali juga terlintas puting susunya Ranti yang keras. Tidak cukup dua itu saja, siksaan birahi Anto bertambah sebab pada saat Anto sedang menikmati segelas es teh dan sebatang rokok, kurang lebih sekitar jam setengah dua belas, Budhenya mengirimi bocah itu pesan gambar di ponselnya.

Gambar yang dikirim ke Anto itu adalah foto close up puting payudara Budhenya yang tegang berwarna coklat kehitaman dengan tambahan kalimat. "gak bisa bobok. Kangen di nenen ayang."

Setelah itu beberapa gambar menyusul, mulai dari kedua susu dan memek Budhenya yang diambil dari jarak yang cukup jauh, serta close up kelentitnya. Tidak ketinggalan video singkat Erni ketika melakukan colmek (colok memek) di atas closed duduk. Dari semua foto dan video yang dikirimkan Budhenya Anto, tidak satupun yang memperlihatkan wajah dari si pengirim. Kejantanannya Anto yang tegang, membuat rasa ingin buang air kecil semakin terasa.

Untung saja pada saat Anto melihat-lihat kiriman dari Budhenya, ponsel miliknya itu dalam mode silent dan tidak ada orang di sebelahnya. Di angkringan yang nuansanya remang-remang itu hanya ada dirinya dan Lik Slamet yang tengah asik mendengarkan siaran wayang kulit dari radio kecil yang dia bawa.

Bergegas Anto menghabiskan es teh dan gorengan lalu pergi meninggalkan Lik Slamet beserta dagangannya. Pada saat Anto melangkahkan kakinya keluar dari angkringan yang beratapkan terpal warna oranye itu, sebatang rokok dia nyalakan. Rokok itu sebagai teman di jalan serta dia merasa keren kalau berjalan di malam hari sambil menghisap rokok. Kepulangan Anto yang disegerakan itu tujuannya agar dia bisa lebih leluasa untuk menikmati kiriman dari Budhenya. Serta, tentu saja melakukan onani untuk meredakan nafsu syahwatnya yang membuncah.

Anto sampai di depan rumah, bersamaan dengan rokoknya yang tinggal sekali hisap. Setelah hisapan terakhir, dibuangnya rokok itu lalu dia membuka pintu pagar dan masuk ke rumah. Anto dengan tergesa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Bukan untuk onani, namun untuk membebaskan air seni yang memberontak ingin keluar. Itu adalah satu-satunya bakat seni yang dimiliki Anto, mungkin juga kebanyakan orang.

Sebelumnya Anto merasakan semakin lama dia berjalan meninggalkan angkringannya Lik Slamet, kandung kemihnya semakin terasa berat. Bahkan Anto merasa seperti air seninya itu sudah berada di ujung penis.

Karena sudah tidak tahan, tanpa pikir panjang, Anto segera membuka pintu kamar mandi. Asal tahu saja, kebiasaan di tempat tinggal Budhenya Anto itu adalah pintu kamar mandi selalu ditutup rapat, baik saat tidak digunakan, ataupun tentu saja pada saat digunakan. Penanda kamar mandi itu sedang digunakan atau tidak, adalah adanya sandal di luar pintu. Atau terdengar ada aktivitas seseorang di dalamnya.

"Heh!!!" Teriak Ranti yang ada di dalam kamar mandi.

Terkejut Anto ketika di dalam kamar mandi itu ada Ranti. Wanita itu berdiri di samping bak mandi, dan masih menggunakan piyama lengkap. Hanya saja Anto melihat kedua tangannya Ranti berada di dalam gayung yang berbusa seperti sedang mencuci sesuatu.

Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang