18. Suster Bule

5.3K 31 3
                                    

Tanpa terasa, Anto sudah berusia 21 tahun. Tanggal ulang tahun bocah mesum itu telah lewat tujuh hari yang lalu. Tidak ada pesta meriah untuk merayakan ulang tahunnya Anto. Mereka yang selama ini tinggal serumah dengan Anto hanya makan-makan di salah satu rumah makan yang menyediakan aneka makanan yang diolah dengan cara dibakar. Meskipun tidak ada pesta ulang tahun, bagi Anto tidak mengapa karena memang dia selama ini tidak pernah merayakan ulang tahun. Diajak makan-makan dan diberi ucapan selamat saja Anto sudah merasa terharu.

Selain mendapat ucapan selamat ulang tahun dari pakde, budhe dan tidak Anto duga dari Ranti, bocah itu juga mendapat sejumlah uang dari pakde dan budhenya sebagai hadiah yang jumlahnya lumayan buat jajan di angkringannya Lik Slamet selama setahun. Dengan catatan jajannya seminggu sekali dan tidak lebih dari 30 ribu rupiah.

Selang seminggu pasca hari ulang tahunnya Anto, semalam, bocah itu mendapat tambahan hadiah dari budhenya. Apalagi kalau bukan ngentot semalam suntuk. Tentu saja itu bisa terjadi karena kegiatan rutin Pakdenya yang keluar kota selama tiga hari yang kalau dulu sebulan sekali, akhir-akhir ini bisa sebulan dua kali.

Kalau dipikir-pikir, dengan kepergian Pakdenya keluar kota selama 3 hari itu, justru secara tidak langsung Pakdenya itu telah memberi Anto hadiah berupa waktu bagi bocah itu untuk bisa bercinta dengan istrinya, yaitu Erni, Budhenya Anto dengan disaksikan oleh seekor ikan cupang berwarna merah di dalam kaleng kerupuk.

Anto sendiri juga merasa heran, dengan ikan cupang pemberian Laras yang masih hidup meskipun sudah berbulan-bulan dipelihara di dalam kaleng kerupuk. Mungkin ikan itu merasa nyaman karena di dalam kaleng itu Anto memberi tambahan pasir dan tanaman plastik, serta lampu di bagian atasnya. Anto juga rutin untuk membersihkan serta mengganti airnya seminggu sekali. Atau bisa juga ikan itu merasa senang karena dia bisa melihat live show persetubuhan antara Anto dengan Budhenya sebagai pemeran utama dan kadang muncul Ranti sebagai pemeran tambahan.

Setelah semalaman bercinta dengan Budhenya, tetap saja di siang hari Anto wajib menjalankan tugasnya dengan bekerja bersama sang kekasih di toko. Termasuk yang sekarang ini sedang dilakukan oleh Anto, yaitu mengantarkan pesanan ke warung makannya Mbah Sri, dimana di warung itu ada seorang gadis yang menjadi pengagum rahasianya. Laras.

Sejak diberi seekor ikan oleh Laras, komunikasi antara Anto dengan gadis itu menjadi semakin lancar. Yang paling senang tentu saja adalah Laras karena dia bisa akrab dengan orang yang disukainya, walaupun untuk mengutarakan perasaannya kepada Anto masih jauh panggang dari api.

Selain karena Laras itu gadis pemalu dan tidak memiliki pengalaman dalam drama percintaan, dia juga merasa kalau Anto itu tidak memberikan perhatian yang istimewa kepada dirinya. Tidak ada tanda-tanda kalau Anto menyukainya. Seandainya nanti Laras terburu-buru mengutarakan rasa cintanya kepada Anto, dia takut akan ditolak dan Anto akan menjauhinya.

Sampai di warungnya Mbah Sri, suasana nampak sepi. Jangankan pembeli, si pemilik warung pun tidak kelihatan batang hidungnya. Maklum, jarum jam baru menunjukkan pukul 10 pagi. Biasanya, warung makan itu akan ramai pada saat jam makan siang, dan juga sore hari, pada saat mahasiswa dan pekerja selesai beraktivitas atau mereka membeli untuk makan malamnya nanti.

Tidak adanya orang yang menjaga warung, membuat Anto berinisiatif untuk menurunkan satu karung beras pesanan Mbah Sri dari atas motor dan membawanya ke dapur yang ada di belakang warung. Anto sudah terbiasa mengantarkan barang dagangan ke warung itu, makanya bocah itu tidak perlu lagi mencari-cari Mbah Sri atau Laras untuk dipersilahkan masuk membawa barang bawaannya. Sebab yang Anto tahu, kalau mereka tidak ada di depan, berarti nenek dan cucunya itu sedang berada di dapur.

Pada saat sampai di belakang warung, Anto mendengar Mbah Sri sedang berbicara dengan Laras. "Wes Nduk (sudah Nak), nek badanmu gak enak gak usah dipaksain. Wes Kowe mulih wae (dah kamu pulang aja), istirahat."

Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang