Special Chapter: Ranti Story. Part-3

3.1K 21 1
                                    

Waktu terus berjalan sampai pada akhirnya anak-anak yang dijaga Ranti sudah tumbuh dewasa. Dewi sudah SMA dan baru saja naik ke kelas 3. Perawakan gadis itu tergolong tinggi, tidak kurus dan tidak gemuk sehingga dia menjadi andalan di tim basket sekolahnya. Selain itu payudaranya juga cukup menonjol, mengikuti gen ibunya, termasuk juga warna kulitnya. Sedangkan Alex menjadi remaja bertubuh proporsional selayaknya anak yang sudah duduk di kelas 2 SMP dan memilih sepakbola sebagai ekstrakurikuler yang diikutinya.

Meskipun sudah memasuki usia dewasa, tapi kedua anak itu masih bermanja-manja dengan Ranti. Ranti pun tidak mempermasalahkannya karena dia menganggap Dewi dan Alex sudah seperti adik kandungnya sendiri. Kadang kala, pada saat Ranti melihat Alex, dia jadi merindukan masa lalunya bersama Ridwan, adik lelakinya yang telah sukses meraih cita-citanya untuk menjadi tentara nasional Indonesia angkatan udara.

Sejak dua hari terakhir Ranti melihat perbedaan perilaku pada diri adik sepupunya yang bernama Dewi. Gadis manis yang biasanya usil dan ceria itu berubah menjadi sosok yang pendiam dan nampak murung. Kebetulan hari itu kedua orangtuanya Dewi sedang berada di luar kota selama lima hari.

Apa yang nampak pada Dewi mengingatkan Ranti akan masalah yang pernah dia alami bersama Agung setelah dia lulus sekolah dulu. Ranti jadi khawatir, jangan-jangan Dewi sedang mengalami masalah yang sama seperti dirinya. Karena kekhawatirannya itu, Ranti memberanikan dirinya untuk bertanya. Agar jangan sampai masalahnya Dewi membuat gadis yang beranjak dewasa itu menjadi stres dan akan merusak masa depannya.

Pada saat itu, malam Minggu pukul sepuluh, Dewi sedang sendirian di dalam kamarnya yang berada di lantai dua. Kebetulan kamarnya Dewi dan Ranti bersebelahan. Sedangkan kamarnya Alex berada di lantai satu dekat dengan kamar kedua orangtuanya, dan pada malam itu Alex juga tidak berada di rumah karena sekolahnya sedang mengadakan kegiatan camping.

Setelah Ranti mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk, dia segera menghampiri Dewi yang sedang duduk selonjoran di atas tempat tidur sambil mendekap sebuah guling. Malam itu Dewi memakai tanktop dan celana pendek sepaha. Sedangkan Ranti yang memakai kaos dan celana pendek selutut naik ke atas ranjang lalu memposisikan dirinya duduk di samping Dewi kemudian mengusap-usap kepala sepupunya itu.

"Ada apa Mbak?" tanya Dewi tanpa melihat wajahnya Ranti.

"Kamu yang ada apa?" Ranti memeluk Dewi dari samping.

Dewi tetap mendekap gulingnya. "Gak ada apa-apa kok."

"Gak usah bohong."

"Gak bohong kok."

"Gak bohong kok mau nangis gitu."

Dewi langsung memeluk Ranti dengan erat dan langsung menumpahkan air matanya sebanyak mungkin. Ranti membiarkan Dewi sampai adik sepupunya itu tenang. Setelah sekitar sepuluh menit, Ranti meminta Dewi untuk menceritakan permasalahannya.

Awalnya Dewi tetap kekeh untuk tidak mau menceritakan masalah yang sedang dihadapinya, hanya sesenggukan yang terdengar pasca dia menangis. Setelah beragam bujuk rayu yang diupayakan Ranti tidak berhasil, akhirnya Ranti memutuskan untuk menceritakan kejadian pahit yang dulu pernah dialaminya saat bersama Agung dengan tujuan untuk memancing Dewi agar mau berbicara.

Ketika menceritakan masa lalunya itu, emosinya Ranti mulai naik. Derai air mata mengalir membasahi pipi wanita itu. Untungnya pada saat menjalani pengobatan dulu, Ranti juga melakukan beberapa kali terapi sebagai salah satu metode penyembuhan, dimana salah satu jenis terapi itu adalah terapi yang bertujuan untuk mengontrol emosi dan mengolahnya menjadi energi positif.

Merasa iba dengan Ranti, maka Dewi pun dengan nada ketakutan akhirnya mau menceritakan masalahnya. Ternyata benar dugaan Ranti kalau Dewi sedang mengalami masalah percintaan. Hanya saja, perilaku Ranti dengan Dewi sangat berbeda.

Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang