15. Tas Hitam Dan Isinya

3.4K 26 0
                                    

Ketika sampai di dalam kamarnya, Anto segera menghidupkan kipas angin lalu merebahkan diri di atas kasur dengan kedua kaki menjuntai ke bawah. Kejantanannya dalam kondisi lemas. Tidak perlu bagi Anto untuk memakai baju atau menutupi badannya dengan selimut, toh Ranti sudah melihat dirinya polos tanpa busana. Apalagi sejak kejadian di halaman belakang tadi badan Anto terus-terusan berkeringat.

Suara seekor cicak dari balik lemarinya seolah mentertawakan Anto sebagai seorang pemuda yang memiliki kondisi fisik yang bagus namun mentalnya kalah oleh seorang perempuan.

Anto memandang langit-langit kamar. Dia menerka-nerka apa yang mau dilakukan Ranti kepada dirinya setelah ini. Bocah itu sempat-sempatnya membatin. "Apa jangan-jangan Mbak Ranti pengennya ngesex di dalam kamar aja?"

Badan, perasaan, dan pikiran Anto yang sudah lelah, ditambah suasana malam yang sunyi serta hembusan udara dari kipas angin, membuat kelopak matanya Anto terasa semakin berat. Suara detak jarum jam di dinding bagaikan irama konsisten yang berupaya untuk menghipnotis bocah itu agar memasuki alam bawah sadarnya alias tidur.

Anto berusaha untuk melawan rasa kantuk itu. Dia lantas teringat beberapa pesan foto dan video dari Ranti yang belum sempat dia lihat. Tanpa ragu Bocah itu segera mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan langsung melihat-lihat kirimannya Ranti.

Setelah semua kirimannya Ranti dia lihat, dia memutuskan untuk mencharger ponselnya karena kapasitas baterai hanya tersisa 10 % saja.

Tiba-tiba muncul keinginan Anto untuk merokok. Sayangnya dia tadi hanya membeli sebatang rokok pada saat meninggalkan angkringan. Sedangkan rokok miliknya masih berada di gudang. Anto malas kalau harus memakai pakaian dulu seandainya mau ke gudang. meskipun tidak ada siapa-siapa di rumah itu selain dirinya dan Ranti, dan dia merasakan sensasi yang menyenangkan ketika berjalan-jalan di dalam rumah dalam kondisi telanjang, tapi di dalam gudang yang pengap itu adalah habitatnya nyamuk dan dia tidak mau merasakan gatal di sekujur tubuhnya.

Akhirnya Anto memutuskan untuk kembali merebahkan diri seperti semula. Dia berharap pada saat Ranti masuk ke kamarnya nanti mbaknya itu membawa rokok dan menawarinya. Walaupun jenis rokok yang dihisap Ranti berbeda dengan jenis rokok yang Anto hisap. Kalau jenis rokoknya Ranti itu adalah rokok mild atau putihan, rokoknya Anto adalah jenis rokok kretek filter yang kadar nikotinnya lebih besar dari rokok mild.

Menunggu kedatangan Ranti sambil terkantuk-kantuk, Anto baru memahami kalau ternyata, selama ini, karena terlalu asik menikmati pergumulan dengan Budhenya, bocah itu tidak menyadari kalau Ranti sering melihat perbuatan terlarang antara dia dan Budhenya. Entah apa yang dilakukan Ranti itu disengaja atau tidak. Yang jelas, hal itu disebabkan oleh kebiasaan Ranti yang tidak pernah memakai alas kaki kalau di dalam rumah. Sehingga gerak-geriknya tidak terdeteksi oleh Anto. Bukannya melabrak, Ranti justru memilih untuk mengabadikannya menggunakan ponsel.

Anto jadi berpikir, "Apa yang lagi direncanakan sama Mbak Ranti? Apa jangan-jangan dia punya rencana terselubung yang tidak baik? Apa dia ingin menguasai rumah ini? ... Kira-kira nanti nek main sama Mbak Ranti pakai gaya apa dulu ya? Nungging kayake asik. Bisa liat bokonge mbak Ranti yang sekel. Tapi tadi sekilas susunya juga bagus. Kecil tapi padat. kalau dikenyot enak banget kayaknya."

Pada saat Anto tengah merenung dengan kapasitas mata yang hanya tinggal 30 %, Tepat lima belas menit setelah Anto masuk ke kamar, bocah itu dikejutkan dengan kedatangan Ranti yang memasuki kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Untungnya Anto belum ketiduran, jadi dia segera bangkit dari rebahannya kemudian duduk. Anto sempat melihat jam di dinding dan dia tidak menyangka kalau Ranti bisa datang dengan tepat waktu.

Selain tidak mengetuk pintu, seperti biasa, Ranti juga datang tanpa memakai alas kaki, sehingga Anto yang tengah membayangkan yang aneh-aneh tidak menyadari kalau Mbaknya itu sedang berjalan ke arah kamarnya.

Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang