28. MendeSah...!!!

7.2K 30 3
                                    

Hari yang telah ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, yaitu hari pernikahannya Anto dan Laras. Tepatnya pada hari Minggu, di pertengahan bulan September. Dimana bulan itu merupakan puncak musim kemarau. Selain itu, hari pernikahannya Anto dan Laras dilaksanakan dua Minggu lebih dulu dari hari pernikahannya Ranti dengan Wisnu.

Pada saat lamaran, kurang lebih sebulan yang lalu, setelah kedua keluarga berembuk, akhirnya diputuskan kalau acara resepsi pernikahan akan dilaksanakan di rumah orang tuanya Laras yang memiliki pendopo. Sedangkan untuk ijab kabulnya dilaksanakan di KUA (Kantor Urusan Agama) sesuai aturan dari perintah.

Desa tempat kelahirannya Laras cukup pelosok. Sehingga, untuk mencari tempat penginapan, keluarganya Anto sempat mengalami kesulitan. Untung saja ada kerabatnya Laras yang masih tinggal satu desa dan mau menyediakan tempat tinggal untuk keluarganya Anto selama tiga hari. Kebetulan rumah itu kosong, karena anak yang diwarisi rumah itu sedang bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Hongkong.

Tidak banyak keluarganya Anto. Mereka berangkat hanya menggunakan dua mobil. Keluarganya Anto terdiri dari kedua simbahnya serta Pakde dan Budhenya. Selain itu ada juga Lik Bambang, tetangganya Anto dari desa dan juga teman baik ayahnya yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, serta dia juga bersedia dimintai tolong untuk mengantar sembahnya Anto, karena dia memiliki mobil. Lik Bambang juga membawa serta istri dan seorang anaknya. Tadinya Ninuk juga diajak, tapi wanita binal itu harus menjaga ibunya yang sedang sakit, jadi dia menolaknya.

Ranti tidak ikut serta dalam memeriahkan pernikahannya Anto, sebab dia harus menyiapkan pernikahannya sendiri.

Ketika menuju lokasi ijab kabul, kedua calon pengantin, yaitu Anto dan Laras, berada di dalam mobil yang berbeda. Hanya saja, dalam perjalanan itu keduanya sama-sama nampak gelisah.

Pukul delapan pagi kurang seperempat, pada saat sampai di lokasi ijab kabul, Anto dan Laras memakai pakaian serba putih, begitupun dengan kedua keluarganya.

Ketika Anto dan Laras dipersilahkan untuk duduk bersebelahan menghadap penghulu, keduanya terlihat sangat serasi. Meskipun kegelisahan masih nampak di wajah mereka. Sesuai dengan jadwal, acara sakral itu akan dilangsungkan pukul delapan pagi.

Untungnya, begitu prosesi ijab kabul dilaksanakan, Anto dapat menguasai dirinya. Cukup sekali saja dia mengucapkan kalimat yang langsung disambut oleh para saksi dan keluarga yang hadir secara serempak dengan mengucapkan kata "sah!!!"

Anto pun cengengesan. Laras juga tersenyum malu-malu.

Selepas prosesi ijab kabul selesai, mereka menuju pemakaman, untuk berziarah ke makam keluarganya Laras, khususnya kakek dan neneknya. Kemudian, rombongan keluarga yang sedang berbahagia itu menuju kediaman keluarganya Laras untuk mempersiapkan acara resepsi yang akan dilaksanakan pukul satu siang.

Ketika resepsi berlangsung, sepasang pengantin itu menggunakan pakaian adat Jawa dengan warna dasar hitam dan ornamen berwarna coklat. Mereka terlihat bagaikan sepasang raja dan ratu. Banyak yang memuji kedua mempelai tersebut sebagai pasangan pengantin yang sangat serasi.

 Banyak yang memuji kedua mempelai tersebut sebagai pasangan pengantin yang sangat serasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang