17. Cupang Dari Laras

4.5K 25 0
                                    

Setelah semalaman memikirkan tentang apa yang akan dilakukan Ranti kepadanya pada saat ada Budhenya di rumah, Anto mendapat jawabannya pada keesokan harinya.

Ketika jam makan siang, Ranti mengocok kontolnya Anto di dapur tempat mereka makan pada saat Budhenya Anto berada di toko. Seperti hari kemarin, Ranti mengocok kontolnya Anto dengan kecepatan tinggi, namun kali ini posisi Anto menghadap ke wastafel, bukan ke atas meja makan. Cukup lima menit bagi Ranti untuk membuat Anto menyemburkan pejuhnya.

Kadangkala, di sore hari, pada saat Erni mandi, dan Pakdenya belum pulang kerja, serta Ranti tidak ada aktivitas apa-apa, kembali Ranti memaksa burungnya Anto untuk menyemburkan pejuhnya. Ranti mengocok burungnya Anto itu di halaman belakang rumah, menghadap ke kamar mandi yang sedang digunakan Erni.

Perasaan Anto bercampur aduk, antara menikmati kocokan Ranti yang dipaksakan, dan juga takut kalau dia ketahuan budhenya. Tapi kecenderungannya Anto menikmati karena apa yang dilakukan Ranti telah mengingkari perjanjian, sebab di awal dulu Ranti bilang kalau ketika ada budhenya, Anto cukup menyerahkan burungnya satu kali saja dalam satu hari. Nyatanya Anto tidak protes ketika Ranti mengingkari janjinya itu.

Selain Anto setiap hari wajib menyetorkan kejantanannya kepada Ranti, tentu saja setelah kepulangan Erni, Budhenya itu selalu minta jatah kepada Anto. Dengan senang hati Anto menuruti keinginan Budhenya itu karena dia juga menginginkannya. Terkadang Anto sendiri yang memintanya. Mereka berdua pun mencuri-curi kesempatan untuk memadu kasih, dimanapun dan kapanpun, entah pagi, siang, atau sore hari, seperti hari-hari sebelumnya. Tentu saja di malam hari pada saat pakdhenya tidak ada di rumah.

Sebenarnya di siang hari Anto tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi pada saat bercinta dengan Budhenya, toh kelakuannya itu sudah diketahui oleh Ranti.

Kalau saja Ranti memperlakukan burungnya Anto dengan lembut, mungkin bocah itu akan bersyukur karena mendapat nikmat yang luar biasa. Bayangkan, dalam satu hari dia mendapatkan servis dari dua wanita sekaligus. Hanya saja, sex kilat yang sering dilakukan Anto dengan Budhenya, disertai kocokan maut dari Ranti pada hari yang sama, kadang membuat Anto merasakan linu pada kontolnya.

Pernah pada suatu hari, sebelum toko buka, Anto ngentot dengan Erni di kamar wanita itu pada saat Ranti sedang berbelanja di pasar. Lalu pada saat jam makan siang, seperti biasa Ranti mengocok kontolnya Anto. Menjelang sore hari, ketika toko sedang sepi, Anto diemut Budhenya sampai ngecrot, setelahnya, pada saat Erni sedang mandi, giliran Ranti yang membuat Anto mengeluarkan pejuh. Hasilnya, di malam hari Anto tidak bisa tidur karena merasakan linu yang luar biasa di kejantanannya.

Yang berbeda adalah di hari Sabtu dan Minggu, karena Totok libur kerja, dan Pakdenya Anto itu lebih sering menghabiskan waktu liburnya di rumah. Maka baik Erni dan Ranti tidak bisa menyentuh kontolnya Anto di siang hari. Untuk di malam hari keberuntungan ada di pihak Ranti, karena biasanya menjelang tengah malam dia menyusup masuk ke kamarnya Anto lalu mengerjai bocah itu.

Tidak ada tabokan dan cubitan kepada Anto karena Ranti sadar bahwa hal itu akan meninggalkan bekas dan bisa ketahuan Erni. Ranti hanya mengocok kontolnya Anto. Tapi mengocoknya tidak dengan tangan saja, kadang dengan telapak kaki, kadang juga dengan vibrator yang Ranti miliki. Yang pasti, selain kantung zakarnya Anto wajib diikat terlebih dahulu, lubang anusnya Anto juga selalu disumpal dengan alat getar berwarna pink yang ukurannya sebesar jempol tangan.

*

Pada suatu ketika, di hari sabtu pagi yang sedikit mendung, wajah Anto terlihat begitu cerah karena dia diminta oleh Budhenya untuk mengantarkan wanita paruh baya itu ke tempat kondangan pernikahan yang ada di luar kota. Mereka berangkat pukul delapan pagi.

Setidaknya, hari itu Anto ada waktu untuk berduaan dengan kekasih hatinya di luar rumah yang sebelumnya belum pernah meraka lakukan. Anto akhirnya bisa pacaran sekaligus menghindar dari tangan jahatnya Ranti, setidaknya selama satu hari.

Gairah Si Anto (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang