Chapter 12 😜

43.4K 2.6K 155
                                    

Altan mulai beraktivitas kembali seperti biasa. Dan itu membuat Maza lega. Ia tahu Altan begitu tulus menyayanginya. Sampai Maza sendiri menjadi takut jika harus meninggalkan Altan lagi.

Dari informasi dokter pribadi Altan dan para maid dirumah, Maza mempelajari tentang kesehatan Altan dengan sungguh sungguh.

Agam memperhatikannya dari jauh. Karna Maza masih menghidarinya.

Kata Maza ini bukan soal mereka lagi, tapi nyawa Altan. Maza akan tetap disana.

Setidaknya Agam lega mendengar itu. Ia tak akan kehilangan Maza.

Setelah Altan tidur. Maza ingin kekamarnya mandi dan mengambil carger handphonenya. Agam yang melihatnya, tak ingin menundanya lagi. Ia ingin segera meluruskan kesalahpahamannya beberapa waktu yang lalu.

"Za!" Panggil Agam.

Maza menoleh kesumber suara dan Agam segara menghampiri Maza.
"Ada apa ya pak?" Tanya Maza.

"Za, aku mau jelasin kejadian waktu itu. Kamu salah paham"

"Bisa kita bicara besok, saya lelah pak" ucap Maza yang selalu menjadi alasannya untuk menghindari Agam. Meski ia benar benar lelah secara fisik.

"Za. Hanya sebentar"

"Maaf pak" ucapnya lalu meninggalkan Agam.

Sungguh. Agam tidak menyukainya. Maza jauh lebih formal dari saat mereka hanya sebatas karyawan dan bos.

Agam mengejar Maza lalu menyeretnya kedalam pelukannya.

"Maaf" ucap Agam.

"Saya udah maafin bapak. Jadi biarkan saya istirahat pak" ucap Maza dengan melepas pekukan Agam.

Agam menggeleng kecil. Tidak. Maza belum memaafkannya. Bukan ini yang dia mau.

"Za. Aku gak bermaksud bohong hari itu. Tapi memang aku ada urusan yang lebih penting makanya aku gak jadi keluar kota"

"Jadi cewek itu lebih penting daripada kerjaan kamu"

Sepertinya Agam salah bicara "bukan. Dia tidak penting sama sekali. Aku sama dia hanya teman, tanya Jevan, dia juga teman Jevan Za"

"Oh" respon Maza yang membuat Agam menautkan kedua alisnya binggung. Maza berbalik dan mengabikan Agam.

"Za!, kenapa seperti ini hm, bilang kalau kamu gak suka, larang kalau kamu mau, marah kalo aku salah. Jangan menghindar dan diam seperti ini. Aku milik kamu Za"

Benarkan Agam miliknya?

Mendengar itu kenapa hati Maza sedikit tenang. Maza akan mengungkapkan semua isi hatinya.
"Oke. Kalo itu mau bapak. Terus kenapa pagi itu bapak gak bolehin saya ikut? terus kenapa bapak sering pulang larut malam? Terus kenapa bapak mengabaikan saya juga Altan? Terus kenapa bapak meluk teman bapak seintim itu? Apa semua karna seks? Apa Bapak memilih orang lain diluar sana buat lampiasin nafsu bapak?"

Jadi Mazanya cemburu?
Lucu namun sedikit berlebihan memang Cara Maza menanggapi perasaannya sendiri.

Agam sama sekali tidak berniat melampiaskan nafsunya dengan orang lain bahkan terbesitpun tidak. Agam memang murni bekerja.

Dan kenapa ia sering pulang larut malam? Itu semua karna Agam memaksakan diri untuk pulang demi melihat dua kesayangannya.
Padahal Agam bisa saja istirahat dihotel mewah setelah seharian bekerja.

Agam lalu menjawab semua pertanyaan Maza. Dan untuk masalah gadis itu. Namanya Noera. Dia sahabat Agam juga Jevan dulu sewaktu kuliah.

Beberapa waktu yang lalu Noera berkunjung ke Indonesia dijempun Agam juga Jevan kebandara dan saat mereka berpelukan kemarin itu Noera ingin kembali ke Singapura karena ia tinggal disana guna meneruskan usaha perhotelan keluarganya.

Agam Semesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang