Chapter 19

24.9K 2K 174
                                        

Tiba tiba sekolah Altan mengadakan acara karya wisata kekebun binatang dan hanya satu wali yang diperbolehkan ikut.

Jelas Mazalah yang mengantar Altan. Karna Altan tidak mau disentuh bahkan berinteraksi dengan Neza sama sekali.

Dengan ceria anak itu bangun pagi pagi. Agam yang memandikan Altan dan Maza yang menyiapkan perbekalannya.

Ketiganya begitu kompak dan tampak hangat dengan kebersamaannya.
Atas usul Maza. Mereka harus meluangkan waktu bersama Altan, melakuhan hal kecil seperti bermain dan memasak dirumah tanpa seorang maid dirumah.

Dan hari ini adalah jadwal mereka meluangkan waktu itu dan menyiapkan sarapannya sendiri. Mereka saling melempar senyum karna kegiatan kekeluargaan yang tampak hangat itu.

Agam kini sedang membuat makanan sebisanya.
Dimana Maza dan Altan mencoba membantunya namun hal itu tidaklah berguna dan mengotori baju Altan

Jadilah Maza dengan kecepatan kilat mencari baju ganti Altan. Dan kesematan itu tak disia siakan Neza.

Sedari tadi ia begitu iri melihat mereka melakukan banyak hal, jika saja itu dirinya yang diposisi itu. Pasti akan lebih tampak sempurna karna dia seorang perempuan. Bukan homo seperti Maza.

Neza dengan sengaja masih memakai pakaian sexy.

Gadis itu menghampiri Agam juga Altan yang kini duduk di meja counter dapur tanpa baju.

"Ada yang bisa saya bantu" ujarnya yang membuat Agam menoleh dan tampak kaget dengan pakaian yang dikenakan Neza.

Pria dewasa itu segera memalingkan wajahnya dan melanjutkan masakannya.

"Tidak ada" jawab Agam.

Melihat respon Agam, Neza berpikir ia dapat menggoda Agam sedikit demi sedikit, lalu ia mengmpiri Altan.
"Pagi Altan"

"Pagi" jawab Altan dingin.

"Altan mau jalan jalan ya hari ini"

Altan hanya mengangguk sebagai jawaban.

Maza dengan menggengam baju ganti Altan melihat ketiganya ditambah pakaian Neza yang sangat terbuka.

Hatinya berdenyut sakit. Meski Agam tak terlihat melirik, bahkan menatapnya saudaranya itu.

"Daddy, bialkan tante ini yang masak, kan dia pembantu balu dilumah ini, daddy bantu Altan tulun" ucap Altan tiba tiba.

Mendengar itu Agam menaikkan satu alisnya lalu menghampiri putra tunggalnya itu.

"Baby. Dia bukan pembantu tapi dia..... saudaranya kak Maza" ucapnya hati hati karna Agam sangat menjaga perasaan Maza.

"Tapi Altan tidak suka dia dad" jawab polos Altan.

"Altan! Jaga sopan santun kamu didepan orang yang lebih dewasa" ucap Agam sedikit keras dengan Altan.

"Tu kan. Daddy jadi malah gala gala tante ini. Altan makin gak suka sama dia" ucap Altan dimana anak itu untuk pertama kalinya membangkang sampai menunjuk wajah seseorang.

Bagi Agam. Itu tidaklah sopan jika dilakukan anak kacil seperti Altan.
Agam memukul pelan lengan kecil itu sampai membuat mata Altan berkaca kaca.

Pasalnya, ini pertama kali Agam sedikit keras dengan Altan.

Maza yang sedari tadi menjadi penonton langsung menghampiri mereka, langsung mengambil Altan dan mejauhkannya dari Agam juga Neza.

Ia segera memakaikan baju lalu Altan memeluk erat Maza dan menangis di pundaknya. Melihat Altan dibentak orang lain. Rasanya jauh lebih sakit dibanding melihat Agam bersama wanita lain.

Agam Semesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang