Chapter 5

29K 2.7K 239
                                    

Setelah pulang dari rumah sakit, Maza langsung diboyong ke Jepang oleh Agam karna pekerjaannya yang tak bisa ditunda.

"Altan kemari. Duduk dipangkuan daddy. Biar kak Maza istirahat" ucapnya karna Altan sudah terlalu lama duduk dipangkuan Maza.

Altan menggeleng. "Altan suka disini Dad"

"Nanti kak Mazanya lelah dan makin sakit sayang, ayo sini" pintanya dengan menepuk pahanya.

Altan menunduk lesu dan itu tak luput dari penglihatan Maza.

"Biarin aja pak, Bentar lagi juga Altan tidur" ucap Maza menengahi.

"Kalo capek bilang aja, biar nanti Altan duduk dikursinya" ucapnya yang diangguki Maza.

".....Oh ya kalian mau pesan makan apa?"

"Lah pak, dipesawat bukannya udah dijatah ya?" Binggung Maza.

"Itu kalo dikelas ekonomi, kalo VIP bisa pesen. Gitu aja gak tau" ucapnya sambil menunjuk buku menu disaku jok depannya.

Maza memutar bola matanya malas, jelas dia tidak tau, orang dirinya naik pesawat kelas ekonomi terus.

"Altan mau apa?" Tanya Maza.

"Apa aja kak".

Maza membolak balikkan buku menunya binggung karena semua tampak enak.

"Pak Agam pilihin yang paling enak dong" suruh Maza.

Tak mau ambil pusing Agam memesan dua makanan untuk keduanya.
"Minumnya jus atau susu?"

"Susu/susu" jawab keduanya kompak persis ibu dan anak sampai Agam pun mulai terbiasa dengan kesamaan keduanya.



.

Hokaido Jepang.

Sekarang lagi musim semi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekarang lagi musim semi. Hamparan bunga warna warni sedang bermekaran. Dimana hal itu memanjakan setiap pasang mata yang melihatnya.

Maza dan Altan jalan jalan  diantar sopir guide yang sudah disewa Agam sebelumnya.

Keduanya berlarian kesana kemari menikmati udara yang sangat bersih itu.

"Tan, lu sering kesini"

Altan menggeleng. "Paling 2 bulan sekali kak"

Anjir, itu mah sering bocah. Maza sungguh ingin memukul kepala Altan tapi ia urungkan "eh bocah. Sini gua jelasin, lu keluar negri 2 bulan sekali itu sering"

"Kok bisa, kan gak tiap hali kak?" Binggung Altan.

Ah sudahlah, Maza pusing kalau berurusan dengan orang berduit. Mending Maza mengajak Altan jajan dan menghabiskan uang saku yang diberikan Agam sebelumnya.

"Gak usah dipikirin, lu orang kaya gak bakal ngerti. Mending kita jajan aja yok"

"Ayok kak"

Keduanya benar benar bersenang senang menghampiri satu persatu stan street food Jepang yang terkenal akan kelezatannya itu.

Agam Semesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang