Chapter 16

39.5K 2.5K 204
                                        

Selesai liburan, mereka kembali keaktivitas masing masing.

Merawat Altan adalah rutinitas Maza. Namun pagi itu setelah mengantar Altan kesekolahnya. Seperti biasa. Maza menyusul Agam guna membatu tentang perkembangan mall yang kini sedang dalam masa pembangunan.

Namun tak disangka, saat melangkah kedalam lift khusus CEO. Ia mencium wangi yang begitu mahal.

Sampai Mazapun menoleh kesamping kekanan dan mendapati wanita yang sangat cantik juga elegan yaitu Noera.

Wanita cantik itu menggunakan dress hitam kurang bahan namun bukan tampak murahan malah berkesan elegan dan sexy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wanita cantik itu menggunakan dress hitam kurang bahan namun bukan tampak murahan malah berkesan elegan dan sexy.

Maza yang mengenali wajah wanita itu mendengus kesal.

"Ekhm" dehemannya membuat Noera menotice dirinya.

"Lu ngapain kekantor pake dress kurang bahan kek gitu, mau bikin ngaceng orang lu" ucapnya frontal dimana itu membuat Noera melotot tak percaya.

"Lo....."

"Kenapa? lo mau gue lecehin mumpung cuma kita berdua disini"

Noera tak percaya dengan perkataan manusia yang mana tinggi merekapun sama. Wanita cantik ini bukanlah seseorang yang mudah diintimidasi.

Noera mendorong pundak Maza kuat sampai menatap dinding lift dibelakangnya.

Noera mengungkung Maza dan merapatkan tubuhnya.

Sekarang gantian Maza yang syok.
"Pria kecil seperti lo pasti punya penis sebesar kelingking gue" ujarnya sambil menunjukkan jari kelingkingnya. "Jadi lo gak usah sok sok an mau nglecehin gue. Gedein dulu penis lu. Baru ngelecehin gue. Ngerti"

Ting

Lift itu terbuka yang mana Agam tepat didepan melihat kaget Maza terpojok oleh Noera.

Ekor mata Maza yang melihat Agam berdiri disana, langsung mendorong Noera dan bersembunyi dibelakang Agam.

"Noera. Lu apain Maza!"

Noera besedekap dada menatap Agam sahabatnya "gue gak apa apain pacar lu. Gue kesini mau bicarain PERTUNANGAN KITA" ucapnya sengaja sambil menatap Maza yang melayangkan tinjunya dan melewati keduanya masuk keruangan Agam.

"Za. Kamu gak diapa apainkan sama dia?" Khawatir Agam.

"Dia menghina saya pak!" ucapnya dengan nada kesal.

Mendengar itu Agam berjalan cepat mengikuti Noera.
"Ra. ngomong apa lu sama Maza?"

Noera berhenti dan berbalik menatap Agam. "Gue cuma bilang penisnya kecil.  Memangnya salah?"

Agam yang gantian tak percaya "a apa lu bilang?"

"Ck. Cara lu jawab pertanyaan gue. Itu udah menjelaskan semuanya. Ngerti!"

Agam Semesta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang