Chapter 32 : Pembuka - Perkenalan (2)

11 2 22
                                    

"Trasto, kamu sudah boleh pergi," perintah pria berkacamata itu.

Pria yang berada di samping Aruo dan Keyla mundur dua-tiga langkah hingga kembali ke lift. "Baik," pintu lift tertutup dan terlihat pria itu turun ke lantai bawah.

"Baiklah. Dektektif itu sudah pergi, kalian boleh bersikap seperti biasa."

Mendengar ucapan pria itu, Aruo dan yang lain menghela nafas. Amu protes, "siapa dia itu? Mengabaikan pertanyaanku ...."

Pria dengan kacamata itu berhati-hati dalam menenangkan Amu. "Tolong tenang, Amu ... dia tidak bermaksud seperti itu, hamya saja ...."

Keyla dengan tidak tahu malu mengangkat kepalanya berbicara, "dia mencari koneksi, kan?"

Pria berkacamata itu tersenyum. "Uh, yah ... sepertinya begitu."

"Sepertinya?" tatap Aruo.

"Ah, kurang-lebih begitu."

Dari Keyla diberikan tatapan menyamping. "Ee—Eeh ... mungkin."

"Mungkin ...?" Amu memberikannya tatapan mengintimidasi.

"Ya—Yaa! Dia menginginkan koneksi! Itu benar!"

Aruo menghela nafas. "Seharusnya kita tidak perlu menekan dirinya ...."

Keyla memegang kepala, "entah kenapa aku merasa tidak bisa menahan ...."

Tatapan Amu masih sama. "Aku tidak peduli sama dia. Dia 'kan yang dulu sombong menantang kita bertarung.

"U—Ugh ...."

Pria berkacamata itu tidak bisa berkata apa-apa. Benar, itu kesalahannya ketika menantang Aruo dan yang lain berduel. Setelah melakukan pertarungan itu, dia diantarkan ke rumah sakit dan tidak ingin keluar dari sana. Diduga memiliki trauma, akhirnya pria ini berhenti sekolah atas keinginannya.

Aruo menatapnya lagi. "Tetapi ... tidak kusangka orang yang dulu berusaha menindasku menjadi atasanku."

Keringat dingin sudah mengucur. "U—Uh ... tidak ...."

Tersenyum, "terima kasih atas bantuannya!"

Pria itu terdiam. Dia cukup syok. Perubahan atmosfer yang berubah 180° seketika dapat membuat siapa saja terkejut.

Keyla berpikir. "Hm ... namamu kalau tidak salah ...."

Pria berkacamata itu melompat ke depan dengan penuh ketakutan. "Kumohon, jangan diingat!"

Bingung, "baiklah."

Setelah itu, mereka sedikit berbincang-bincang dan Amu berhasil menjadi seorang dektektif juga dengan jalan pintas. Namun bukan berarti curang, dia diberikan tes yang lebih sulit untuk mengganti waktu tunggu tes selanjutnya yang dipotong dan jika gagal, maka Amu tidak boleh mengikuti satu tes ke depannya. Lalu, bagaimana?

Tentu saja Amu berhasil. Dia menyelesaikan soal teka-teki tingkat menengah itu dengan mudah. "Aku sudah belajar banyak tadi malam, jadi teka-teki seperti ini tidak sulit."

"Begitu ...," tersenyum, "baguslah. Mulai hari ini, kalian sudah resmi diterima!"

Setelah pelepasan pin dan memasang lambang lembaga dektektif, mereka dipersilahkan pergi. Aruo masih tidak percaya bahwa sifatnya telah berubah, tetapi Keyla menyangkalnya dengan cara yang tidak biasa.

Keyla berkata, "sifatnya berubah karena trauma. Selain itu, ini adalah lembaga swasta dan resikonya kita ketahui. Apalagi dengan surat rekomendasi yang kita dapatkan dari seorang pengantar, memperkuat dugaan bahwa posisi kita berpengaruh."

Benar. Pin yang diberikan kepada mereka sebelumnya juga berbeda dengan milik peserta lain yang telah menyelesaikan tes. Keyla juga tidak melihat satu pun dari peserta lain yang lolos. Artinya, ada suatu misteri dibalik diterimanya mereka pada lembaga dektektif ini.

Arzure [END]Where stories live. Discover now