Slash dan Yamu memperhatikan Panti Asuhan dari jauh. "Kau yakin tidak memberitahu mereka yang sebenarnya terjadi?" tanya Slash.
Yamu tersenyum, "tidak. Aku yakin dengan begini akan terasa lebih menyenangkan."
Slash menggeleng-gelengkan kepala, "Ilya bisa marah, lho."
"Wala, kamu memikirkan dia?"
Slash memalingkan wajahnya malu. "Bukannya apa, tapi kupikir kalian adalah teman baik."
Yamu terkekeh. "Aku yakin dia mengetahuinya. Lagi pula ...."
"Hm?" Slash menoleh, saat itulah dia melihat tatapan jahil dari Yamu.
"Kamu yang menyuruh orang untuk mengantarkan surat rekomendasi untuk mereka, bukan? Jika ada apa-apa, aku bebas~ "
Slash menatap Yamu dengan tatapan putus asa. Mulutnya terbuka, tetapi dia tidak peduli karena beratnya beban kejahilan Yamu yang saat ini ditanggungnya."
Melihat ekspreksi Slash, "haha, bercanda-bercanda," dia melihat ketiga anak yang berdiri di depan pintu dengan senyuman. "Kita lihat sudah sejauh apa mereka berkembang."
Amu dan Keyla membawa tas yang berisi bekal dan beberapa peralatan untuk penyelidikan. Aruo yang menyimpan beberapa senjata di tas pinggangnya memimpin. "Kalian sudah siap?"
Mereka mengangguk. Ketiganya pergi ke gedung tua bekas lembaga dektektif beberapa tahun lalu yang ditutup akibat penyerangan. Di sana Raha sudah berdiri di gedung sebelah gedung itu menunggu.
***
Beberapa hari lalu ....
Raha berkedip-kedip ke arah lift, memberikan tanda kepada seseorang di dalam. Kemudian ada seorang anak laki-laki yang menoleh, sehingga dia menghentikan kedipannya dan melihat ke depan.
Sekilas, Raha menyadari bahwa anak itu mempunyai pin kelulusan istimewa, terlebih dia dibawa naik oleh pria itu. "Grada, berpura-puralah memarahiku."
"Baik."
Grada, pria di depan Raha berpura-pura memarahinya. Pemuda di lift mengalihkan perhatiannya. "Kerja bagus," puji Raha.
Grada bertanya. "Nona Analystia, mengapa aku harus berpura-pura memarahimu?"
"Sudah kubilang, jangan panggil aku begitu. Tadi saat sedang mencoba menghubungi pria mencurigakan itu memggunakan kode rahasia dari lembaga dektektif gelap, ada seorang anak dalam lift yang melihatnya. Sepertinya dia dektektif baru."
"Dektektif baru?" Grada berpikir, "Nona Raha, aku merasa kamu harus menemui anak itu?"
"Eh, kenapa?" tanya Raha.
Grada berbicara, "sebenarnya untuk kasus ini, orang-orang dari pasukan khusus yang disebut 'Pencari Harta Antik' sudah mengirimkan beberapa anggota mereka. Mungkin pemuda yang nona lihat di lift salah satunya, karena dia menyadari itu."
"Begitu. Baiklah, aku akan menemuinya."
"Nona Yamu yang kutemui berpesan, bahwa mereka tidak memiliki pengalaman menjadi dektektif. Jadi, nona Raha, akan sedikit sulit untuk menemui mereka."
"Ya, ya," Raha berdiri dan hendak pergi ke tangga.
"Nona Raha, anda mau ke mana?"
Sambil berjalan Raha berbicara, "mereka dektektif pemula, bukan? Tetapi bukan berarti mereka tidak pintar setelah lulus dan mendapatkan lencana itu. Mungkin pemuda itu salah mengartikannya."
"Baiklah," melambai, "aku akan pergi ke lantai delapan. Dari jumlah gedung, mungkinan dia salah mengartikan bahwa kita akan bertemu di sana. Tunggu aku di lantai sembilan 30 menit setelah ini."
YOU ARE READING
Arzure [END]
AksiDunia penuh dengan makhluk yang berasal dari benda selain manusia. Terkadang, roh hewan dan orang mati juga terlibat. Bahkan, monster dalam legenda merupakan salah satunya. Mereka disebut sebagai "Yuo". Pasukan khusus, "Pemburu Hantu", "Penakluk Mon...