Chapter 46 : Case 3 - Angin Panas Malam Hari (Complete)

4 2 6
                                    

Aruo dan Dya membawa kembali Raha ke desa. Mereka membawanya masuk ke dalam rumah ibu yang memberi Aruo kasus.

"Ah, ada nona Dya, ya? Silahkan masuk."

Dya tersenyum, "terima kasih."

"Eh? Kamu mengenal bibi itu?" ucap Aruo mengangkat Raha menuju kamar kosong.

"Ya. Aku sudah mengenalnya sejak dia masih bayi."

"Kalau begitu ...."

Dya menatap datar. "Umur kami memang panjang, jadi- "

"Oh, tidak perlu khawatirkan itu." Dya heran, "hm?"

Aruo memberikan senyuman. "Aku mengenal seorang Ruo yang berusia sangat tua. Yah, meski penampilannya terlihat muda juga sepertimu, sih."

"Apakah dia sama-sama Dryad? Diakah yang menjadi patokan penilaianmu?"

"Ah, tidak. Dia adalah sebuah Ruo belati dari penempa terkenal."

Bukk!

"Eh?" Aruo menoleh, Dya sudah terduduk di lantai.

"Apakah ... dia bernama Yamu?"

"Iya, benar."

Dya semakin kaget. "Ternyata dia ...," menoleh ke arah Aruo, wajahnya semakin pucat. "Ma- Maafkan aku ...."

"A- Ada apa?!" Aruo terkejut dengan respon Dya.

Dya memegangi kepalanya. "Dahulu dia hampir membakar habis hutan dan desa ini, tempatnya ditempa. Jika sampai membuat kenalannya marah ...."

Dya terlihat sangat ketakutan. Aruo mencoba untuk menenangkannya. "Tenang saja, saat itu dia hanya lepas kendali. Sekarang Kak Yamu sama sekali tidak berbahaya," Aruo memberikan sebuah senyuman.

Karena mendengar suara berisik, Amu memasuki kamar. Keyla tetap duduk di ruang tamu karena merasakan firasat hanya akan memperburuk keadaan.

"Halo, Amu di sini! Amu masuk karena mendengar suara berisik ...."

Aruo dan Dya menoleh. Amu perlahan menutup pintunya ketika melihat posisi mereka yang seperti seorang anak dan ayah. "Selamat bersenang-senang ...."

Merasa malu, "tunggu! Kamu salah paham!"

Pintu sedikit terbuka, terlihat Amu melambai-lambaikan telapak tangannya ke depan dengan wajah memaklumi. "Tidak apa, kok. Kak Aruo juga pernah memperlakukan perempuan lain begitu ketika dia sedang berada dalam masalah, jadi kuizinkan." Setelah itu Amu kembali menutup pintu.

Dya menatap datar ke arah Aruo. Umumnya di saat seperti ini korban akan panik, tetapi Aruo dengan tenang membalas tatapan Dya. "Yang Amu maksud hanya dirinya sendiri."

Menghela nafas, "begitu ya ...."

Dari depan pintu, Amu menutup mata bergumam, "Keyla juga pernah, kok. Apalagi Raha, malah lebih buruk lagi."

"Eh, tung- " Aruo terdiam saat tatapan tajam diarahkan kepadanya. Keringat dingin mengalir deras memenuhi wajahnya. Dia tidak bisa membantah, tapi ... "aku tidak ingat itu terjadi, tetapi Amu tidak pernah berbohong dan itu dilakukan tanpa sepengetahuanku. Dengan kata lain ...."

Tatapan itu kian menajam. Dengan refleks dan perasaan bersalahnya Aruo langsung bersujud karena keterkejutan, "maafkan aku!"

"Eh," Dya terkejut Aruo akan melakukan sejauh itu. Saat ini, ketika Aruo serius menerima hal yang akan terjadi selanjutnya dan melihat Dya yang kebingungan, Raha tertawa. "Kalian terlalu lucu! Ahaha!"

Mengelap air mata yang keluar karena tertawa, "yang awalnya ayah dan anak malah menjadi anak dan ibu ...."

Aruo yang tanpa sadar sudah refleks mengangkat kepala, "eh, Raha sudah sadar."

Arzure [END]Where stories live. Discover now