[RYOU]
"Ryou! Ini sudah pagi! Segeralah bangun dan sarapan!" suara Aki-nii yang memanggil dari lantai satu membuat tidurku terganggu. Aku mengambil bantalku lalu menutupkan bantal itu di atas telingaku. Mataku kembali terpejam, aku mulai jatuh terlelap lagi.
Tapi itu tidak berlangsung lama...
"Ryou-niI!!! Ryou-niii!! Hari ini aku ada tugas melukis di sekolahan! Pinjami aku alat lukis!!" suara Yuuto yang berseru dari luar kamar memanggil-manggil namaku dengan diikuti masalah yang ia bawa membuat aku menggertakan gigi kesal. Aku bangun dan berjalan menuju ke pintu lama membuka pintu kamarku dan melihat sosok pendek yang chubby berdiri dengan mata berbinar-binar menatap ke atas, melihat sosokku yang baru saja bangun.
"Ahaha! Ryou-nii! Rambutmu seperti sarang burung!" seru Yuuto. Spontan saja aku langsung kesal dan naik pitam. Aku menjitak kepala Yuuto dan ia segera memegangi kepalanya kesakitan. "Ukh...hiks... hiks...A..Aki-nii..." Yuuto mulai terisak masih dengan tangan yang memegangi kepalanya. "Aki-niii!! Ryou-nii nakal!! Ryou-nii memukulku!!!" seru Yuuto berlari turun dan menangis.
"YUU! KAU SUDAH BESAR! DASAR CENGENG!" teriakku kesal.
"BIAR!! YUUTO MASIH BELUM SEBESAR RYOU-NII! DASAR RYOU-NII KEPALA SARANG BURUNG!" balas Yuuto. Aku tidak tahu kenapa aku begitu kesal... Ah, mungkin karena kurang tidur membuatku cepat naik darah.
"KEMBALI KESINI KAU ADIK NAKAL!" seruku dan berari turun mengejar Yuuto, Yuuto dengan ketakutan berlari masuk ke ruang makan. Aku mengikutinya masuk ke ruang makan dan-
"AHH!!"
Kini baik aku maupun Yuuto menjerit kesakitan akibat jeweran yang diberikan Reo-nii di telinga kananku dan ditelinga kiri Yuuto.
"Reo-nii! Lepaskan!" aku mencoba menarik diri, tapi Reo-nii lebih kuat sehingga perlawananku sia-sia. Sebaliknya Yuuto hanya pasrah sambil terisak-isak.
"Siapa yang menyuruh kalian ribut pagi-pagi?" tanya Reo-nii seraya menggiring kami duduk di meja makan. Aku hanya diam dan membiarkan Reo-nii mendudukanku di kursi meja makan. "Maafkan kami" jawabku dan Yuuto. Reo-nii melepaskan tangannya lalu duduk di kursinya di sebelah kursi Aki-nii.
"Dasar," gumam Reo-nii kesal. Aku mengusap-usap telingaku, sementara Yuuto mengambil tisu dari tasnya untuk menyeka ingus. "Pagi-pagi kalian sudah ribut saja! Ryou! Sudah berapa kali Aki memanggilmu untuk sarapan?!" Sementara Reo-nii menceramahiku dan Yuuto, Aki-nii malah tersenyum geli sambi membantu si kembar menyendok sup miso mereka.
"Ryou," panggil Aki-nii setelah Reo-nii selesai bicara. Aku menatap Aki-nii, "Apa memarnya masih sakit?" tanya Aki-nii. Aku menggelengkan kepala, "Berkat Aki-nii, sudah tidak sakit lagi." jawabku. Aki-nii tersenyum lega, "Syukurlah!" ujarnya. "Ryou, hari ini Niichan membuatkan bekal karaage dan aburaage untukmu. Jangan lupa makan siang meski tugas-tugas komite sibuk ya?" pesan Aki-nii lagi. Aku mengangguk dan tersenyum.
Aku selalu menyanyangi Aki-niichan! Dia begitu baik dan perhatian. Aku benar-benar bahagia Aki-nii bisa menemukan kebahagiannya bersama Reo-nii juga.
"Niichan! Kalau bekal Yuuto apa?" tanya Yuuto dengan pipi gemuk isi nasi dan telur. Aki-nii meraihkan tangannya dan mengambil sebulir nasi yang menempel di pipi Yuuto. "Yuuto, kalau mulutmu masih penuh, kau tidak boleh bicara" ujar Aki-nii. Yuuto mengunyah dengan cepat dan menelan dengan cepat.
"Bekal Yuuto apa?!" tanyanya lagi. "Karaage dan nasi goreng rilakkuma" jawab Aki-nii. "Sungguh?! Punya Yuuto lebih imut dibanding punya Ryou-nii, kan?!" Aku mengerutkan dahiku. Adikku yang satu ini benar-benar menggemaskan! Aku ingin sekali menjitak lagi kepalanya!
"Yuuto, kau sudah kelas 2 SD masih saja suka membawa bekal yang imut?" celetuk Arata. Aku menatap Arata yang masih makan tanpa ekspresi. "Seperti yang diharapkan dari Arata... Dia dan Yuuto tidak pernah akur." Komentarku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Won't Be Apart [ 3 ]
Teen FictionIchimatsu Tokiya adalah murid kelas 3 SMA Koutemae yang terkenal bodoh, suka membuat onar, bertengkar, sering dihukum, dan pelanggar peraturan sekolah paling banyak. Meskipun begitu ternyata diam-diam Tokiya memendam cinta pada adik kelasnya Narufum...