[RYOU]
Ichimatsu-senpai mengajakku mampir ke rumahnya setelah kami selesai dengan salah paham yang terjadi. Ichimatsu-senpai benar-benar keren, meski aku sudah begitu konyol melukai perasaannya, tapi ia masih memperlakukanku begitu istimewa.
"H-Hari ini ibu akan pulang terlambat... j-jadi, kita hanya berdua s-saja di rumah.." ujar Ichimatsu-senpai, aku menatapnya bingung, "ya, baiklah." jawabku. Ichimatsu-senpai menatapku gelisah dengan wajah memerah.
"Aku pulang~" serunya setelah kami tiba di rumah Ichimatsu-senpai, ia bergegas melepaskan sepatunya dan berlari masuk ke dapur, sementara itu aku masih melepaskan sepatuku dan menatanya rapi di samping rak sepatu.
"Narufumi!" panggil Ichimatsu-senpai dengan kepala menyembul keluar pintu dapur.
"Ya?"
"Kau mau teh atau jeruk?" tanya Ichimatsu-senpai
"Teh."
"Baiklah!" ujarnya lalu kembali masuk ke dapur.
Aku berjalan menghampiri dapur Ichimatsu-senpai tapi belum sempat masuk, Ichimatsu-senpai menyembulk keluar lagi. "Langsung saja ke kamarku, di lantai dua!" ujarnya dengan wajah gugup, aku menganggukkan kepala dan mengubah arahku menuju ke lantai dua. Karena hanya ada satu kamar, aku langsung masuk ke dalam, menutup pintu kamarnya dan mengamati kamar Ichimatsu-senpai.
"Kupikir kamarnya akan lebih berantakkan.." gumamku pelan lalu menghela napas, berjalan menuju tempat tidur Ichimatsu-senpai dan mengambil majalah yang tergeletak di atas tempat tidurnya.
"NARUFUMIIII!!!" suara teriakkan Ichimatsu-senpai dan pintu yang dibuka dengan kasar mengejutkanku.
"Nozomi-san memang cantik dan montok ya," ujarku acuh tak acuh seraya membalik-balikkan halaman majalah bikini pantai koleksi Yazawa Nozomi, seorang model gravure. "Bukan! Ini majalah milik Hisoya! Kemarin ia lupa membawa majalah ini pulang!" seru Ichimatsu-senpai yang wajahnya menjadi merah semerah tomat.
"Hmm..."
"M-Maafkan aku.." balas Ichimatsu-senpai
"Kenapa minta maaf? Bukankah wajar anak SMA menyimpan satu atau dua majalah seperti ini?" tanyaku seraya menutup majalah tersebut dan memasukkannya ke dalam tas sekolahku. "Aku sita majalah ini dan besok Senpai beserta Hisoya-Senpai bisa ke ruang komite untuk mengambilnya, plus point pelanggaran." tambahku sambil tersenyum.
"N-Narufumi! I-Itu bukan punya Hisoya! D-Dia tidak bersalah!"
"Oh ya? Jadi Ichimatsu-senpai berbohong?"
"U-Uh.... aku benar-benar menyesal.." ujar Ichimatsu-senpai sambil menatapku memelas, aku menghela napas dan mengeluarkan kembali majalah itu lalu menyodorkan majalah itu ke Ichimatsu-senpai.
"Apa masih ada yang lainnya?"
"U-uh..."
***
Setelah menyita lebih dari sepuluh majalah dewasa dari kamar Ichimatsu-senpai, aku beristirahat sambil menikmati teh yang disajikan. Ichimatsu-senpai meringkuk di pojokkan kamar sambil menangisi majalah-majalahnya yang kusita habis.
"Ichimatsu-senpai."
"Aku sudah tidak punya lagi!"
"Yah, aku tahu."
"Bukannya tadi kau bilang wajar anak SMA punya majalah seperti itu?! Kenapa malah menyita semuanya?!"
"Karena aku ingin saja." jawabku tersenyum, Ichimatsu-senpai mengambil selopnya dan melemparku dengan selopnya. "Apa kau tidak memerlukan majalah dewasa untuk membantumu masturbasi?!" seru Ichimatsu-senpai, aku sedikit tertegun mendengar pertanyaannya. "Kau laki-laki bukan?! Wajar bukan?!" tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Won't Be Apart [ 3 ]
Teen FictionIchimatsu Tokiya adalah murid kelas 3 SMA Koutemae yang terkenal bodoh, suka membuat onar, bertengkar, sering dihukum, dan pelanggar peraturan sekolah paling banyak. Meskipun begitu ternyata diam-diam Tokiya memendam cinta pada adik kelasnya Narufum...