[RYOU]
Setelah merasa jauh lebih baik, aku bergegas pergi mandi dan bersiap-siap untuk kencan dengan Ichimatsu-senpai. Meskipun bukan sepenuhnya berkencan karena aku hanya pergi untuk menemani dia ke salon. Dalam perjalanan menuju ke kamar mandi, aku menyempatkan diri untuk mampir ke dapur memberitahu Aki-nii kalau aku akan pergi bersama Ichimatsu-senpai dan ingin supaya Aki-nii tidak lagi khawatir.
"Nhn...R-Reo... B-Bagaimana kalau... Arata dan yang..ahh...lainnya...pulang.."
"Bro dan Nagi baru saja pergi mengajak mereka shopping, bukan? Mereka tidak akan pulang secepat itu."
"Setidaknya...ahh... kita bisa ke kamar... Reo... kumohon.."
Mendengar percakapan Aki-nii dan Reo-nii yang tidak seharusnya didengar, akupun membatalkan niatku untuk memberitahu Aki-nii. Setibanya di kamar mandi, aku cepat-cepat menanggalkan pakaianku dan membasuh badan. Selesai membasuh badan, aku segera berendam air hangat di bath tub sambil mengamati langit-langit kamar mandi.
"Aku juga ingin cepat-cepat bisa melakukan hal yang sama yang seperti Reo-nii lakukan..." gumamku pelan tanpa mengalihkan pandangan dari langit-langit kamar mandi. Meski aku ingin bisa melakukan hal yang sama tapi aku tidak yakin apakah aku bisa seperti Reo-nii yang membuat Aki-nii mengeluarkan desahan erotis?
Memikirkan betapa tidak berpengalamannya diriku, membuatku menghela napas panjang dan mencelupkan mukaku ke dalam bath tub dan membuat riak gelembung-gelembung. Apa sebaiknya aku bicara dengan Reo-nii...? Tidak, tidak! Jika aku bicara hal ini dengan Reo-nii, Reo-nii pasti akan bercerita pada Aki-nii! Aku tidak ingin Aki-nii tahu kalau aku punya pikiran yang kotor... Setidaknya tidak pada umurku saat ini.
Kalau begitu Luca-nii...?
Tidak! Tidak! Aku yakin dia pasti akan mempermainkanku!
Menyadari tidak ada seorangpun dari mereka yang bisa dimintai saran dengan serius, membuatku lagi-lagi menghela napas panjang. Apa mungkin aku terlalu cepat berpikiran kotor? Tapi siapa yang bisa tahan jika punya kekasih yang begitu menggemaskan?
"Ryou?"
"Y-Ya?!"
"Ah, kau sudah baikkan?" Suara lemah lembut yang menenangkan milik Aki-nii membuat lamunanku buyar dan jantungku berdegup sedikit lebih kencang. "Y-Ya, aku sudah baikkan!" jawabku. "Syukurlah," balas Aki-nii dari luar kamar mandi. Aku cepat-cepat keluar dari bath tub dan menghampiri pintu kamar mandi.
"Aki-nii..."
"Ya?"
"Aki-nii tidak jadi ke kamar?" tanyaku sedikit canggung. "Eh? K-Kamar apa?" tanya Aki-nii balik yang juga sama-sama canggungnya.
"Bukankah tadi Aki-nii dan Reo-nii... umm...di dapur-"
"UWAAAH!! A-Aku lupa belum mematikan kompor! R-Ryou, Niichan senang kau sudah baikkan!" ujar Aki-nii yang memotong kalimatku dan kemudian terdengar langkah kaki Aki-nii yang pergi menjauh dari depan pintu kamar mandi. Aku membuka pintu kamar mandi dan mengintip keluar, aku melihat Aki-nii berlari meninggalkan kamar mandi dengan menutupi wajahnya.
"Hahaha, Aki-nii sama sekali tidak berubah." Gumamku pelan sambil terkekeh geli.
***
Selesai mandi akupun segera merapihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi. Ketika aku keluar dari kamar, di luar sudah berdiri Reo-nii yang bersandar di dinding dan melipat tangannya. "Reo-nii, ada perlu apa?" tanyaku. Reo-nii menarik punggungnya dan menatapku lalu menjawab, "Lupakan soal aku dan Aki di dapur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Won't Be Apart [ 3 ]
Teen FictionIchimatsu Tokiya adalah murid kelas 3 SMA Koutemae yang terkenal bodoh, suka membuat onar, bertengkar, sering dihukum, dan pelanggar peraturan sekolah paling banyak. Meskipun begitu ternyata diam-diam Tokiya memendam cinta pada adik kelasnya Narufum...