Don't Want! -07-

16K 1.6K 227
                                    

[RYOU]


Aku membereskan bukuku ketika bel tanda pelajaran terakhir terdengar, para siswa lainnyapun mulai sibuk memasukan alat tulis mereka.

"Semuanya berdiri!"

Salah seorang siswa memberi komando dan siswa lainnya mengikuti komando, "Beri salam!" ujarnya lagi, "Terimakasih banyak, Sensei!". "Ah, jangan lupa kerjaan PR." Dengan salam perpisahan dari Sensei, para siswa mulai kembali gaduh sembari membereskan alat tulis dan buku-buku mereka.

"Narufumi-kun!"

Aku menghentikan langkahku dan menatap seorang sisiwi yang pada jam pertama menemuiku. "Ah, dia yang mengajakku ke karaoke, bukan?" ujarku dalam hati.

"Kita pergi sekarang?" tanyaku, siswi itu mengangguk dengan bersemangat lalu tersenyum lebar, kedua pipinya merona merah seperti buah cherry.

"Heii! Tunggu! Asano! Kau tidak adil!"

"Apanya?!"

"Kenapa hanya Narufumi yang kau pastikan ikut?!"

Aku menatap teman sekelasku yang mulai beradu mulut, sementara siswi yang bernama Asano menggembungkan pipinya dengan tersipu malu.

"Sudahlah Goto, Asano hanya memastikan aku bisa ikut dengan kalian," selaku, setelah itu kami bersama dengan beberapa orang teman lainnya berjalan keluar dari ruang kelas.

Ketika berjalan melewati koridor sekolahan, aku melihat sosok yang tidak asing sekilas memandang ke arahku lalu berlalu.

"Ada apa, Narufumi-kun?" Asano menatapku heran karena langkahku yang tiba-tiba terhenti. "Tidak, tidak ada apa-apa." Jawabku lalu kami kembali berjalan menyusuri koridor.

***

Sepanjang perjalanan menuju tempat karaoke, aku berusaha mengamati setiap tempat dimana ada siswa-siswa sekolahan berkumpul. Meskipun kedengaran aneh, tapi ini aku lakukan demi ketua, setidaknya presiden bodoh itu tidak akan menyalahkan ketua lagi.

Untungnya sepanjang perjalanan aku tidak menemukan masalah karena siswa sekolah, ini membuatku lebih tenang. Ngomong-ngomong soal pergi seusai sekolah... ini juga pertama kalinya aku pergi ke tempat lain.

"Kita sudah sampai!"

Teman-teman sekelasku terlihat senang dan segera pergi untuk meminta ruang karaoke yang bisa kami gunakan. Aku hanya mengikuti mereka dan mengamati tempat karaoke ini. Ruang-ruang karaoke yang tertutup dan nampak gelap, juga suara musik yang bisa terdengar dari luar meski sayup-sayup membuatku tidak nyaman.

"Narufumi-kun, kau mau pesan apa?" tanya Asano sambil tersenyum. Aku mengambil buku menu dan melihat daftar menu yang disediakan. "Jus jeruk saja," jawabku, Asano mengangguk lalu menuliskan pesananku.

Musik mulai terdengar cukup keras, teman-teman sekelasku mulai bernyanyi dan menari. Asano-san duduk di sampingku tertawa melihat tingkah lucu yang lainnya. Aku hanya menghela napas, merasa bahwa aku tidak cocok berada di tempat seperti ini.

"Narufumi-kun?"

"Ya?"

"A-Apa kau tidak nyaman?" tanya Asano dengan gugup, aku menatapnya dan melihat bahwa ia mulai gusar. Tangannya tidak berhenti mengaduk jus dengan sedotan, sesekali ia memandang ke arahku sesekali memalingkan pandangannya.

"Bukan begitu, aku hanya belum terbiasa"

"Eh? Apa ini pertama kalinya kau pergi ke tempat karaoke?"

"Bisa dibilang begitu" Aku menjawab gugup seraya tersenyum

"M-Maaf! Aku tidak tahu!"

"Terimakasih, karena sudah mengundangku," balasku. Asano menghela napas lega dan tersenyum. "Apa aku boleh mengajakmu pergi lagi?" tanyanya lagi. "Kalau kau tidak keberatan," jawabku. Mata gadis manis di sampingku langsung berbinar. Aku sedikit terkejut tapi kurasa dia sungguh manis.

The Love That Won't Be Apart [ 3 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang