Don't Want! -25-

11.1K 1.5K 171
                                    

[RYOU]

.

.

Reo-nii turun dari mobil lalu membantu Nagisa-nii membawa kopernya, sementara aku membantu mereka membawa koper Luca-nii. "Terimakasih, Re-chan, Ryou-chan." Nagisa-nii mengucapkan terimakasih sambil tersenyum pada kami sebelum ia pergi menghampiri Luca-nii yang sudah tiba di bandara lebih dulu.

Reo-nii mengajakku pergi menghampiri Luca-nii sekaligus berpamitan dengan mereka. Entah mengapa, aku merasa sedih tahu Luca-nii dan Nagisa-nii tidak lagi tinggal dekat dengan kami. "Bro, kau tidak perlu khawatir dengan perusahaan di sini, aku akan menangani semuanya baik-baik." Ujar Reo-nii pada Luca-nii yang nampaknya tidak mendengarkan Reo-nii tapi sibuk memperhatikan Nagisa-nii yang juga sibuk sendiri menempelkan sticker My Melody di kopernya, "Aku tidak pernah khawatir soal perusahaan di sini," akhirnya Luca-nii menjawab, kemudian mereka berdua terkekeh geli tanpa alasan.

Aku hanya memandangi bagaimana mereka terkadang bisa bertengkar seperti anak kecil juga bisa tertawa seperti sepasang kekasih.

"Jaga dirimu baik-baik, bro." Luca-nii menganggukkan kepalanya menanggapi Reo-nii. "Nagi, jaga dirimu baik-baik dan jangan biarkan bro terlalu seenaknya menyentuhmu, terutama di tempat umum," pesan Reo-nii lagi. Nagisa-nii memeluk Reo-nii sambil tertawa ketika ia mendengar Reo-nii berpesan seperti seorang ibu-ibu.

Sementara Reo-nii bicara dengan Nagisa-nii, aku dan Luca-nii saling bertukar pandang. Aku merasa sangat gugup setelah apa yang terjadi pada kami. Aku sempat marah padanya sehingga sulit bagiku bersikap baik-baik pada Luca-nii dan aku yakin Luca-nii juga pasti tidak ingin lagi terlalu dekat denganku.

Tapi....jauh dalam lubuk hatiku, aku merasa aku harus bicara dan minta maaf pada Luca-nii...

"Ryou-chan, jaga dirimu juga ya! Sampaikan salamku pada Toki-chan!" Nagisa-nii yang sudah berdiri di depanku, membuatku terkejut. "Y-Ya!" jawabku terbata, Nagisa-nii memelukku kemudian berbisik pelan, "Ryou-chan, terimakasih banyak." Nagisa-nii melepaskan pelukannya lalu kembali menghampiri Luca-nii.

Aku harus mengatakan sesuatu—

"Re-chan, libur musim panas mainlah ke London! Jangan lupa mengajak Aki-chan dan adik-adiknya ya!" seru Nagisa-nii sambil melambaikan tangan, mereka mulai berjalan meninggalkan kami. Reo-nii melambaikan tangannya untuk membalas lambaian tangan Nagisa-nii. Luca-nii dan Nagisa-nii berjalan menghampiri pintu masuk terminal penerbangan internasional untuk check-in sebelum masuk ke ruang tunggu dalam.

Aku hanya diam menatap mereka berdua yang asyik bicara, Luca-nii hanya tersenyum menatap Nagisa-nii yang sibuk bicara diselingi dengan tawa.

"Ayo pulang, Ryou—"

Aku harus mengatakan sesuatu—atau aku akan menyesal. Begitulah, pikirku. Apa yang aku pikirkan ini membawaku berlari mengejar Luca-nii dan Nagisa-nii yang hampir tiba di antri check-in, aku memanggil nama Luca-nii beberapa kali dan memintanya untuk tidak berbaris check-in, menungguku datang menghampiri mereka.

Luca-nii dan Nagisa-nii menghentikan langkahnya lalu berbalik ke arahku. Aku mempercepat lariku sampai aku tiba di hadapan mereka dan memeluk Luca-nii. Saat aku memeluk Luca-nii, aku bisa merasakan Luca-nii terkejut karena tubuhnya sedikit menegang kaget.

"Luca-nii... maafkan aku..." ujarku pelan masih memeluk Luca-nii erat, aku tidak berani menatapnya.

"Maaf untuk apa?" tanya Luca-nii,

"Aku sudah bersikap kurang ajar pada Luca-nii... aku juga sudah dalam hati marah pada Luca-nii dan membenci Luca-nii." Jawabku masih tanpa berani mengangkat kepalaku untuk menatap ia.

The Love That Won't Be Apart [ 3 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang