[Tokiya]
Aku berbaring di atas tempat tidur sambil memikirkan apa yang sudah terjadi beberapa jam lalu. Tidak sengaja aku bertabrakan dengan Narufumi, lalu tidak sengaja juga aku marah-marah padanya...
"Oi! Narufumi!! Lagi-lagi kau!!"
"Ichimatsu-senpai, aku tidak berjalan di arah yang salah,"
"Huh?! Jadi kau pikir ini salahku?!"
"Memangnya ada orang lain selain Senpai? Seharusnya Senpai mengambil jalur sebelah kiri, bukan?"
Setelah itu aku mengernyitkan alisku, lalu menyenggol bahu Narufumi dan pergi meninggalkannya.
Teringat kejadian beberapa jam yang lalu membuatku begitu malu dan menyesal. "Narufumi pasti membenciku..." gumamku dengan lesu. Aku berguling ke kiri sambil memeluk bantal dan berpikir apa yang harus kulakukan besok jika aku bertemu dengannya.
Tapi sebelum memikirkan apa yang harus dilakukan besok, aku masih memikirkan perasaanku yang tidak menentu ini.
Apa aku benar-benar menyukai Narufumi? Apa bagusnya Narufumi?! Aku dan dia sama-sama laki-laki bukan?! Lalu apa bagusnya dengan laki-laki?!
Bayangan Narufumi yang menghadangku di hari pertama muncul dalam benakku dengan tiba-tiba. Wajahnya yang tampan, struktur wajah yang tegas, suaranya yang tenang, dan sikapnya yang dewasa... meskipun dia jauh lebih muda dariku...
"AARGGHH!!! KENAPA BISA ADA LAKI-LAKI MACAM DIA?!" Aku menggigit bantalku dan berguling-guling diatas tempat tidur. Baru kali ini ada seseorang menegurku dan bahkan beberapa kali membantuku. Kurasa memang tidak ada salahnya kalau aku merasakan hal seperti ini pada Narufumi.
Aku terdiam seketika otakku memberikan ide lain—
"Tunggu dulu..." Aku bangun lalu duduk di atas kasur dan menatap dinding kamarku.
"Narufumi menegurku duluan, bukan?"
"Narufumi bahkan ke kelasku untuk memberikan plester, bukan?"
"Kemudian Narufumi pergi ke rumahku untuk mengantar surat dari sensei, ditambah lagi dia menyelamatkanku dari bajingan busuk itu..."
Aku terdiam lagi dan memikirkan semuanya baik-baik.
"Kalau begitu bukankah Narufumi yang sebenarnya menyukaiku?!" seruku ketika kesimpulan yang paling valid terlintas.
Selama ini aku tidak pernah memintanya melakukan hal-hal tadi, benar bukan? Kalau begitu! Kalau begitu! Semuanya adalah keinginan dia sendiri bukan?!
ITU TANDANYA DIA JATUH CINTA PADAKU?!
Aku membelalakan mataku lalu cepat-cepat menutup wajahku dengan bantal supaya teriakkanku tidak didengar ibu dan tidak mengganggu tidur tetangga sekitar.
Narufumi mungkin jatuh cinta padaku pada pandangan pertama!! Aku tahu itu!
Aku bergegas turun dari tempat tidur lalu mencari cermin di meja belajarku yang berantakkan. "Uh... dimana, dimana.." aku melemparkan jaket, bungkus potato chip, mangkok ramen dan mencari-cari cermin yang nampaknya tidak ada di kamarku.
Karena merasa tidak akan pernah menemukan cermin di kamarku sendiri, aku menyelinap masuk ke kamar ibu, dengan cepat sebelum ibu selesai menonton drama dan tidur, aku harus meminjam cermin sebentar.
"Ibu pinjami aku cerminmu yah, terimakasih"
Aku bergegas kembali ke kamar dan duduk di atas ranjang lalu membuka kotak bedak ibu dan menatap wajahku di cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love That Won't Be Apart [ 3 ]
Teen FictionIchimatsu Tokiya adalah murid kelas 3 SMA Koutemae yang terkenal bodoh, suka membuat onar, bertengkar, sering dihukum, dan pelanggar peraturan sekolah paling banyak. Meskipun begitu ternyata diam-diam Tokiya memendam cinta pada adik kelasnya Narufum...