Chapter 5

543 64 21
                                    

terima kasih buat yang udah memberikan vote komen, meski ini cuma cerita remake💜

selamat membaca dan sorry kalo ada typo







🐹JinRene🐰







Iren memandang hampa pada cermin besar
di kamar mandi.

Sosok perempuan usia genap tiga puluh, dengan mata sembap dan tampang berantakan balas menatapnya.

Tatapan protes dan tuntutan pertanggungjawaban atas kesalahan paling tolol seumur hidupnya.

Menikahi lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya. Mengingat hal ini, ingin rasanya Iren tertawa keras-keras. Menertawakan dirinya sendiri dan otaknya yang tak bisa bekerja.

Apa iya pengaruh Surya sebesar ini buat gue? Apa iya gue sehancur ini ditinggal Surya? Sampe gue lupa pake otak buat mikir sebelum bertindak? tanyanya dalam hati.

Iren mulai menjambaki rambutnya dan mengutuki dirinya sendiri.

Siapa Jean? Siapa laki-laki yang dia nikahi hari ini? Bagaimana latar belakang hidupnya? Bagaimana cara dia biasa memperlakukan perempuan?

Apa yang ada dalam pikirannya?

Apa yang membuatnya nekat melamarnya pada pertemuan pertama? Dan apa yang membuat lelaki itu memilihnya di antara berjuta-juta perempuan lain?

Iren tahu Jean Ivander Nelwan adalah seorang
chef. Jean memiliki beberapa restoran yang tersebar di banyak wilayah. Iren juga tahu bahwa Jean adalah celebrity chef.

Jean sering menjadi juri di sebuah kompetisi memasak yang disiarkan di televisi, meskipun Iren jarang menontonnya.

Tapi selain yang Iren sebutkan tadi, apalagi yang Iren ketahui tentang Jean?

Pikiran ini membuat jantung Iren berdetak lebih kencang. Ketidaktahuannya soal lelaki itu membuatnya ngeri.

Bagaimana jika ternyata Jean adalah seorang psikopat?

Bagaimana jika Jean punya kelainan jiwa, menikahi perempuan sembarangan lantas menjadikannya santapan makan malam seperti di film-film horor?

Bagaimana jika Jean adalah buronan polisi? Bagaimana jika Jean adalah bos mafia yang menyamarkan profesinya dengan menjadi chef?
Bagaimana jika Jean adalah tipe laki-laki yang punya tempramen keras, gemar melakukan kekerasan?

Dan bagaimana jika Jean tipe laki-laki mesum, hypersex, yang menebar benihnya di banyak perempuan?

Bulu kuduk Iren mulai meremang. Iren beranjak ke dalam bathtub dan mulai menenggelamkan tubuh dan kepalanya di air yang dingin.

Ini sudah hampir tengah malam, tubuh Iren langsung menggigil. Seharusnya, dia mandi dengan air hangat.

Namun, Iren terpaksa karena pikirannya yang kelewat aktif, harus segera dienyahkan dengan air dingin.

Tak lama kemudian sebuah ketukan terdengar.

"Ren," Jean bersuara.

Seluruh tubuh Iren kembali siaga.

"Aku bener-bener minta maaf."

Iren tidak menjawab. Dia bahkan tidak bergerak, seolah- olah Jean akan tahu jika dia bergerak.

"Ayo, sini keluar." Pinta Jean lagi. "Aku janji nggak akan nyentuh kamu sembarangan tanpa izin. Aku... oke, aku keluar kamar. Jangan lupa, nanti kamu kunci pintunya biar aman. Selamat istirahat, Ren."

Iren masih tidak menjawab.

Namun, beberapa saat kemudian, Iren mendengar suara pintu ditutup.

Iren tidak begitu saja memercayai kata-kata Jean.

YOUR EYES TELL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang