Chapter 23

693 74 50
                                    

terima kasih buat yang selalu memberikan vote komen, meski ini cuma cerita remake😊

selamat membaca & sorry kalo ada typo







🐹JinRene🐰







Iren terburu-buru menuju restoran, yang menjadi tempat janjian dengan mami mertuanya.

Siang tadi, maminya Jean menelepon, memberi kabar bahwa dia sedang di Jakarta dan akan di sana sampai Jean kembali dari Palembang.

Iren berpikir Jean sengaja meminta maminya menginap di Jakarta, karena khawatir listrik padam tiba-tiba.

Maminya Jean meminta Iren untuk datang ke salah satu mal di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. la ingin berbelanja beberapa bahan makanan.

Bahkan, maminya Jean sudah merencanakan malam yang menyenangkan, quality time mertua dan menantunya dengan memasak bersama.

Iren hanya tertawa kecil. Dia selalu bersyukur memiliki mertua seperti maminya Jean.

Selama ini, Iren selalu merasa aneh melihat karakter mertua yang dibentuk oleh sinetron-sinetron Indonesia.

Meskipun tak menampik juga, Iren tahu bahwa mertua yang kejam dan menyebalkan memang ada nyatanya. Dan Iren sekali lagi bersyukur, maminya Jean tidak termasuk salah satunya.

Dalam pikiran Iren, keluarga Jean benar-benar keluarga keduanya.

Mami Jean menunggu Iren di sebuah restoran. Selesai mengajar, Iren langsung menuju tempat yang dimaksud.

Dengan segera, Iren bisa menemukan sosok maminya Jean yang khas. Berbeda dengan papi Luky, maminya Jean mendominasi paras putranya.

Tak perlu waktu lama untuk menduga, dari mana bibir tebal Jean yang seksi itu berasal, jelas dari maminya. Sedangkan Shezi, lebih mengikuti paras papinya.

Saat Iren tiba, maminya Jean sedang duduk bersama seorang perempuan cantik, yang
jika dilihat dari wajahnya, mungkin usianya sepantaran Iren.

Iren mengerutkan kening, tidak tahu jika maminya Jean mengajak orang lain. Tahu begitu, Iren tidak buru-buru datang karena khawatir mertuanya itu bosan terlalu lama menunggu.

"Lama ya Mi, nunggu aku?" Iren datang dengan tersenyum, lalu menunduk untuk mengecup pipi mertuanya itu.

"Hai, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, sayang. Macet ya tadi?"

"Kalo nggak macet bukan Jakarta namanya, Mi."

"Tapi kamu sama Jean betah-betah aja tinggal di Jakarta."

"Mi, Bandung juga sama macetnya." Iren tertawa lebar, "Bedanya, kalo macet di Bandung, orang-orangnya nggak main asal klakson."

Kali ini, maminya Jean yang tertawa. "Iya sih, bener kamu. Eh ini kenalin, sahabatnya Jean."

YOUR EYES TELL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang