Chapter 22

1K 74 31
                                    

terima kasih buat yang selalu memberikan vote komen😊

chapter ini mengandung unsur🔞
jadi, bacalah sesuai umur dan kenyamanan masing-masing. Jangan hujat gua ya gaes

selamat membaca, semoga ga mual deh.
dan sorry kalo ada typo







🐹JinRene🐰



Pak Aryo memarkir honda civic hitam milik Jean
di depan rumah Gita. Selang beberapa detik, pintu mobil terbuka dan Iren turun dari sana.

Satpam rumah Gita menyapa Iren hangat, menanyakan kabarnya dan sang suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satpam rumah Gita menyapa Iren hangat, menanyakan kabarnya dan sang suami.

Entah kenapa, Iren menjawabnya dengan sedikit tersipu. Seolah nama Jean menjadi sensor tak kasat mata, yang berpengaruh luar biasa untuk dirinya.

Sementara itu, di garasi rumah Gita sudah
terparkir toyota GR corolla berwarna silver.

Bersamaan dengan pemiliknya yang baru sajakeluar dari mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersamaan dengan pemiliknya yang baru saja
keluar dari mobil. Ekspresinya sedikit cemberut, sambil menenteng satu paper bag ukuran large bertuliskan union, dua kotak ukuran large dari brand yang sama, dan satu kantung plastik putih berisi makanan ringan.

"Kok ada lo juga sih, Kak?" tanya Jimmy dengan
wajah masam, yang membuat Iren tak kuasa menahan tawa. "Gue kira, Gita mau berduaan
sama gue doang,"!tambahnya kecewa.

Untuk ukuran cowok playboy, Jimmy termasuk tabah menahan derita cinta. Cowok playboy mana yang tahan mencintai orang yang sama selama tiga tahun lebih? Apalagi jika orang itu tipe orang yang sama playernya.

Menurut Iren, Gita adalah Jimmy versi perempuan. Mantan pacarnya apabila dikumpulkan, mungkin bisa membentuk satu tim kesebelasan sepak bola, lengkap dengan pemain cadangan.

Dan begitulah memang Gita membentuk sistem asmaranya. Satu pemain inti, satu pemain cadangan di waktu yang bersamaan.

"Gue turut prihatin, Jim," kata Iren bersungguh-sungguh. "Ilmu playboy lo kayaknya udah beneran luntur."

Jimmy berdecak. "Masalahnya, dia juga ahlinya. Jadi, percuma gue pake ilmu playboy. Dia udah ngerti. Sekarang malah gue korbannya."

Iren tertawa lebar lagi. Dia tahu apa yang ada di pikiran adik sepupunya itu, ketika mendekati Gita tiga tahun yang lalu.

YOUR EYES TELL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang