Chapter 20

644 73 51
                                    

terima kasih buat yang udah memberikan vote komen, meski ini cuma cerita remake😊

selamat membaca dan sorry kalo ada typo







🐹JinRene🐰







Iren tahu, hari itu Jean benar-benar pulang seperti yang dia janjikan. Entah pukul dua atau tiga dini hari.

Lelaki itu mendapati Iren tertidur di depan TV yang menyala, dengan tangan kanan memegang remote TV.

Iren tahu Jean duduk di sisinya. Saat itu, Iren
sudah terjaga karena mendengar derit pintu depan yang terbuka. Tapi Iren memutuskan untuk tetap pura-pura tidur, sambil penasaran apa yang akan dilakukan Jean selanjutnya.

Setelah beberapa saat hanya menatap Iren yang menurut Jean sudah tertidur pulas, Jean menggendong istrinya itu ke kamar.

Iren nyaris hilang kendali, saat mencium aroma parfum dari tubuh Jean yang begitu dekat dengannya.

Jika tidak mati-matian menahan diri, tentu Iren sudah memeluk erat-erat suaminya itu dan mengatakan betapa rindu sangat menyiksa.

Tapi Iren tetap pura-pura tertidur pulas, sampai Jean membaringkannya di kasurnya yang hangat.

Lelaki itu tidak berlama-lama di kamar Iren. Setelah memastikan selimut membungkus tubuh Iren dan suhu AC tidak terlalu dingin, Jean mengusap kepala Iren beberapa kali sebelum mengecup keningnya. Dua kali.

Di kecupan kedua, Jean menggumamkan kalimat 'maafin aku'.

Esok paginya, mereka bertemu di meja makan. Jean sudah rapi dan tampak terburu-buru menghabiskan sarapannya.

Begitulah hari-hari terus berlanjut sampai Jean berangkat ke Palembang hari ini.

Dan hingga hari ini, hampir seminggu setelah kejadian itu, Iren duduk berdua dengan Gita
di sebuah kedai ala Korea di kawasan Kemang.

Iren masih memikirkan apa maksud kalimat 'maafin aku' yang diucapkan Jean.

"Mungkin maaf, karena udah membuat lo
nungguin dia pulang sampe ketiduran." Gita berusaha membantu. "Atau maaf karena dia nggak bisa dateng besok."

"Bukan." Iren menggeleng-gelengkan kepala. "Gue yakin bukan itu. Gue tau dia lagi gelisah. Nada suaranya kebaca."

"Terus apa dong?"

"Git, kalo gue tau, gue nggak akan nanya sama lo."

Gita meringis kecut. "Kayaknya, maaf karena udah membiarkan lo punya perasaan lebih sama dia," jawabnya sambil lalu.

Iren tertegun mendengar jawaban Gita. "Masa sih?" tanyanya lebih ke diri sendiri, daripada ke Gita.

"Eh bercanda, Ren. Gue ngasal tadi."

Tapi Iren merasa dugaan Gita yang terakhir lebih tepat. Bisa jadi. Tapi kenapa?

"Sebenernya, ada cara yang lebih meyakinkan buat menjawab pertanyaan lo, Ren," kata Gita lagi.

"Apa?"

"Tanya langsung ke Jean."

"Nggak mau!"

"Yaaa daripada lo menduga-duga nggak jelas
begini. Jean ngehindarin lo, Jean PHP lah. Capek gue dengar hipotesis-hipotesis lo itu. Mendingan langsung cross check sama yang bersangkutan."

Iren tidak menjawab. Saran Gita kalau dipikir-pikir, masuk akal juga.

"Coba ditelepon lagi suaminya. Siapa tau Jean berubah pikiran buat dateng besok. Agak dimanja-manjain gitu kek suara lo. Siapa tau dia luluh."

YOUR EYES TELL [JINRENE]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang