(5). Menyandang Status Jadi Mantan

103 25 5
                                    

Setelah putus, kadang-kadang Kinara jadi murung dan nantinya jadi kayak biasanya lagi. Maya sangat paham, memang susah move on. Kalau dia putus, tapi masih cinta. Melihat Kinara yang termenung duduk di terasnya, Maya menyenggol suaminya seolah memberi kode.

"Kamu hibur gih dia, kasihan," pinta Maya pada suaminya.

Suaminya mengangguk paham.

Suami Maya datang menghampiri Kinara. Kemudian, ia duduk dekat Kinara. Tapi tetap memberi jarak. Sementara Maya berdiri di balik pintu.

"Kinara!" panggilnya.

Kinara menoleh dan menemukan senyuman hangat dari suami Maya.

"Kinara, kenapa kamu sedih?" tanyanya.

"Aku putusin dia, Kak Ridho. Sebenarnya aku masih cinta sama dia, tapi di sisi lain aku putusin dia demi kebaikanku di masa depan nanti. Jadi, aku bingung dan sedih," curhat Kinara sendu.

"Oh, begitu ya." Manggut-manggut seolah baru mengerti, padahal sudah mengerti daritadi. Sebab sudah di ceritakan istrinya.

"Gini aja, Kinara. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, anggap saja nasi sudah menjadi bubur. Yakinlah pada keputusanmu yang berat itu, serahkan saja kepada Allah. Anggap saja ini teguran dari Allah, makanya dia buat kalian putus. Agar kalian berhenti berzina. Gimana hubungan kalian jadi awet? Allah saja sudah tidak merestui hubungan kalian, yang di mulai dari perzinaan. Daripada urus pacaran, mending fokus memperbaiki akhlak. Insya Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Dengan hubungan di jalan Allah, bukan di jalan setan," ceramah Ridho.

Istrinya yang mendengar di balik pintu pun ikut tersentuh. Bagaimana tidak tersentuh? Mereka menikah pun, Ridho sendiri minta ta'aruf dengan dirinya. Kinara baru sadar apa yang telah dilakukannya memang salah, ucapan Kak Ridho nya memang sangat benar.

"Begini saja Kinara, ikhlaskan semua yang terjadi. Insya Allah, Allah akan menggantinya dengan yang lebih terbaik lagi. Allah juga lakukan itu demi kebaikan kamu juga. Jadi, lupakan saja yang sudah terjadi, oke?" saran Ridho memberi jempol pada Kinara.

Kinara menganggukkan kepalanya.

"Ya dikatakan Kak Ridho benar, mungkin itu teguran dari Allah. Aku juga hampir kelewatan batas dan hampir menghancurkan kehormatanku sendiri dengan susah payah aku bangun tinggi-tinggi." Berpikir sejenak. "Ah, Kak Ridho benar," batin Kinara dengan kepala manggut-manggut sendiri.

"Sudah. Daripada kamu mikirin cowok, terus gak pasti nikah juga. Malah dapat dosa, iya. Mending kamu fokus perbaiki akhlak kamu saja, terus belajar tentang pekerjaan rumah tangga. Itu yang di butuhkan cowok. Insya Allah, jodoh kamu datang dengan sendirinya tanpa harus merusak kehormatan kamu sebagai wanita," saran Ridho sambil senyum ramah.

Kinara tersenyum cengar-cengir pada Ridho.

"Ah, Kak Ridho bisa aja menyinggung dengan cara halus bahwa aku enggak bisa masak. Sebelas dua belas, sama kayak Kak Ari aja, cuman bedanya dia menyinggung terlalu blak-blakan," gumam Kinara terkekeh geli.

"Tapi lebih utama sih perbaiki akhlak karena perbaiki akhlak itu susah-susah gampang." Melihat jam tangannya.

"Oh ya, udah dulu ya. Kakak mau siap-siap sholat Dzuhur dulu ke masjid. Enggak lama lagi waktunya sholat Dzuhur," pamit Kak Ridho beranjak bangkit dari duduknya.

"Eh, iya Kak," sahut Kinara.

Ridho masuk kedalam rumahnya, Maya mengikuti suaminya. Kinara paham, pasti Kak Maya menyiapkan pakaian suaminya untuk pergi ke masjid melakukan adzan Dzuhur.

Ridho sebenarnya adalah guru agama di Madrasah Aliyah Negeri di kota. Jadi, kalau dia pulang, mesti bolak-balik dulu dengan jarak jauh. Sementara Kak Maya bekerja sebagai karyawan toko di kota juga.  Sebelumnya Kak Ridho melarangnya bekerja karena dia masih sanggup menafkahi Kak Maya. Tapi Kak Maya bilang, ia ingin tetap bekerja saja. Karena dia bosan di rumah terus dengan tetangga yang toxic.

I Love You Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang