Erina sudah pergi beberapa menit yang lalu, Anggara memutuskan beralih ke masalah Kinara tadi.
Anggara pergi menuju ruang CCTV, siapa tau ada petunjuk untuk masalah mantannya. Bagaimana pun juga namanya mantan, Anggara masih ingat betul seperti apa sikap mantannya itu. Dia orang yang terlalu jujur, jadi Anggara masih tak percaya Kinara adalah pelakunya.
"Bagaimana, Pak Ridwan? Apa ada beberapa bukti mengenai pelaku di CCTV itu?" tanya Anggara.
"Maaf, pak. Sepertinya ada yang sudah rusakan CCTV nya, pak. Jadi, susah cari pelaku sebenarnya," ungkap Pak Ridwan penanggungjawab ruang keamanan.
"Ya, sudah. Tidak apa-apa," ucap Anggara.
Anggara menelepon seseorang. Rupanya tersambung.
"Halo, Indra! Ini aku, Anggara. Kamu bisa kan perbaiki CCTV di supermarketku?" tawar Anggara.
"Siap, Ga. Gue bisa. Lima menit gue bakal ke sana," ucap Indra ternyata teman masa SMK Anggara.
Anggara mematikan teleponnya dan menunggu Indra datang. Sesuai ujar Indra, ia sampai lima menit saja.
Dengan ahlinya, Indra memperbaiki CCTV milik Anggara.
"Memangnya ada apa sih? Sampai CCTV lu bisa rusak gini?" tanya Indra sambil memperbaiki.
"Ada kejadian yang tidak diinginkan," ucap Anggara singkatnya.
"Kejadian apa?" ucap Indra bingung.
"Kejadian, ada salah karyawanku ponselnya di curi dan pelakunya itu karyawan aku juga. Tapi aku enggak yakin dia yang ambil sebab dia orangnya terlalu jujur," jelas Anggara sambil minum kopi hitam.
"Kok lu tau dia terlalu jujur. Lu tahu dia darimana?" tanya Indra heran. Ikut minum juga karena sudah selesai memperbaikinya.
"Gue tau dia, karena dia mantan pacarku," ucap Anggara santai.
"Byur!" Indra memuntahkan kopinya dari mulutnya.
"Uhuk, uhuk, uhuk," batuk Indra tersedak.
"Apa? Uhuk, uhuk, uhuk. Mantan pacar lu?" kaget Indra masih batuk.
Indra cepat-cepat meminum kopinya, siapa tau batuknya bakal hilang.
"Iya. CCTV nya sudah bisa kan?" tanya Anggara.
"Iya, sudah bisa," jawab Indra.
"Pak Ridwan, tolong lihat kejadian sebelum peristiwa ponsel Arsila kehilangan," perintah Anggara.
"Baik, pak," sigap Pak Ridwan.
Anggara dan Indra memperhatikan rekaman CCTV sebelum kejadian, Anggara melihat sesuatu yang mencurigakan.
"Tolong di mundur dikit, pak!" perintah Anggara menyipitkan matanya memperhatikan rekaman itu.
Ternyata benar, terlihat di CCTV itu ada seseorang sedang mengendap-endap, tapi sayangnya tidak jelas. Jadi, sulit menemukan pelaku sebenarnya.
"Wah, gila dia endap-endap gitu. Pasti dia pelakunya," seru Indra.
Mata Anggara terus memperhatikan rekaman itu. "Sudah ku duga, pasti bukan Kinara pelakunya. Sebab di rekaman itu tubuhnya sedikit berisi, sedangkan Kinara masih kurus," gumam Anggara terlalu blak-blakan.
Anggara memutuskan untuk pergi ke tempat kejadian, siapa tau ada benda tertinggal milik pelaku.
"Pak Ridwan, tolong cari tahu terus. Nanti kalau ada sesuatu mencurigakan lagi, tolong panggil saya," ucap Anggara.
"Baik, pak," ucap Ridwan.
"Indra, aku tinggal dulu ya. Kalau kamu mau sesuatu nanti minta sama Mery," pamit Anggara meninggalkan Indra.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Mantan
RomanceAnggara berharap hubungan dia dan Kinara bisa berakhir sebagai status suami-istri. Tapi setelah mendengar Anggara ingin jadi petani, Kinara memutuskan Anggara jadi pacarnya. Karena Kinara takut akan jadi menderita seperti orang tuanya. Kinara kira k...