(22). Perjalanan Antara Kau Dan Aku

53 4 2
                                    

Hari ini, Anggara sepertinya akan bersiap-siap pergi ke kebun sayur miliknya bersama Arga. Anggara menunggu Arga diluar mobilnya, Anggara sekilas melirik jam tangannya.

Sudah 7 menit anggara menunggu. Namun, tak muncul juga batang hidungnya Arga.

Sudah menuju 13 menit, baru Arga datang juga.

"Kamu ke mana aja, Arga? Kok telat banget. Lihat! Sekarang saya sudah telat," marah Anggara.

"Maaf, saya enggak bermaksud bikin telat bapak. Tapi Pak Ghani minta bantuan saya tadi, pak. Dan sekarang saya ingin minta izin sama bapak, sebab saya disuruh bantu Pak Ghani. Katanya darurat, pak," papar Arga hati-hati.

Anggara menghela napas kasar lalu memijat dahinya.

"Ah, ya sudah. Pasti membahas barang ada yang dicuri itu," ucap Anggara berusaha tenang.

Arga sangat yakin pasti bosnya tengah kebingungan dan Arga juga merasa tak nyaman pada Anggara.

"Mm.... begini saja, pak. Bagaimana kalau saya suruh teman saya yang gantikan, pak? Nanti saya jelaskan apa saja tugasnya," saran Arga.

"Ya, boleh juga." Mangut-mangut. "Tapi harus cepat ya," perintah Anggara.

"Baik, pak," tangkas Arga.

Arga segera berjalan masuk ke supermarket untuk mencari orang membantunya.

"Kalau aku suruh Yuna, Yuna pasti tolak. Soalnya dia kan sudah trauma jatuh ke lumpur berapa kali. Yang lain juga sama, sama takut lumpur juga," gumam Arga bingung.

"Kalau suruh Wiwit.... hm.... dia kan gak suka berhitung," gumam Arga sedang berpikir keras.

"Kalau Kinara...." Menjentikkan jarinya." Iya, Kinara! Kinara bisa diandalkan," seru Arga kegirangan.

Arga cepat-cepat menemui Kinara.

Di luar, Anggara melirik jam tangannya sekilas dengan raut wajah tidak menyenangkan.

Saat melihat Arga datang bersama Kinara, Anggara menghela napas.

"Kamu ini darimana aja sih, Arga? Ini sudah telat banget loh," marah Anggara.

"Hé hé hé, maaf pak. Saya tadi cari Kinara dan Kinara gantiin saya," ucap Arga tersenyum takut.

"Oh, ya sudah," singkat Anggara.

"Kalau begitu, saya pamit dulu ya, pak. Takut Pak Ghani cari," pamit Arga.

Anggara mengangguk.

Arga berlari masuk kedalam supermarket lagi, meninggalkan mereka berdua dengan suasana hening.

Kinara daritadi hanya diam dan kepala terus menunduk.

"Brak!" Membuka pintu mobil.

"Ayo masuk! Kita sudah terlambat," suruh Anggara.

Kinara mengangguk dan masuk ke dalam mobil.

"Ting!" pesan masuk di ponsel Kinara.

Ternyata dari Arga yang berisi tentang apa saja pekerjaannya nanti.

Keduanya saling diam, Anggara yang fokus mengendarai dan Kinara hanya menatap di luar jendela mobil.

Untuk memecah keheningan. "Ba-bagaimana kabar keluarga kakak?" tanya Kinara gugup dan masih tidak menatap Anggara.

"Alhamdulillah, baik. Kalau adek, gimana kabar adek dan keluarga adek?" tanya Anggara tetap fokus menatap jalan.

"Alhamdulillah, baik, kak," ucap Kinara gugup.

"Syukur alhamdulilah deh, kalau gitu," ucap Anggara tanpa menoleh sedikitpun.

Kinara kira dengan dirinya membawa bicara, bisa membuat keheningan antara mereka berdua hilang. Rupanya suasana kembali hening lagi, sebab Anggara kembali diam dan fokus menyetir.

I Love You Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang