(23). Rindang Mata, Rindang Hati

45 3 2
                                    

“Ini mantan pacar lu kan, Ga? Yang lu lihat in fotonya ke gue ” seru Leon.

Lagi-lagi Kinara kaget, Leon mengetahui siapa dirinya itu.

Kinara menelan salivanya kasar.

“Iya, benar. Dia mantan pacarku yang itu,” ucap Anggara santai.

Tanpa sadar Kinara menatap Anggara sedikit terbelalak. Leon yang melihatnya hanya tersenyum jahil.

Leon sangat tahu temannya itu masih punya perasaan pada Kinara bahkan bisa dikatakan masuk kategori bucin gak tertolong lagi. Pada gadis bercadar dan berhidung mancung itu.

Buktinya sampai sekarang temannya itu masih jomblo semenjak putus dengan Kinara sampai sekarang. Begitu juga dengan Kinara yang tidak diketahui oleh Anggara sebenarnya.

Kinara mulai sedikit gelisah, Anggara tahu bahwa wanita dicintainya terlihat gelisah karena membahas tentang dirinya dan dia.

“Kenapa mantan pacar lu bisa ke sini? Lu balikan?” tanya Leon menatap Kinara lalu menatap pada Anggara lagi.

“Gak, dia cuman karyawan ku di supermarket,” sahut Anggara santai.

“Oh....” ucap Leon mangut-mangut.

Sebenarnya Kinara sudah tak tahan lagi ingin kabur dari tempat itu, setelah mendengar suara azan Dzuhur. Hati Kinara langsung lega. Ia punya alasan untuk kabur dari topik membahas masa lalu pahit antara dia dan Anggara.

“Maaf, apa di sini ada mushola? Soalnya aku ingin Shalat Zuhur,” tanya Kinara.

“Oh, kalau mau ke mushola dari sini jalan lurus aja terus belok kiri baru deh nyampe,” papar Leon.

“Oh.... begitu. Belok kiri ya? Terima kasih,” ucap Kinara tersenyum ramah.

“Ah, kalau gak mau ribet tanya aja sama Anggara. Udah dulu ya, aku mau masuk ke dalam banyak kerjaan yang harus di kerjakan,” pamit Leon yang berlari ke dalam gudang.

Kini jadi hening, sebenarnya bukan Anggara yang canggung. Melainkan Kinara sendiri yang canggung terus mengingat apa yang telah ia lakukan pada pria itu di masa lalu.

“Mau ku antar?” tawar Anggara memecah keheningan yang di buat Kinara.

Kinara mengangguk pelan. “Kamu.... mau Shalat juga?” tanya Kinara hati-hati tanpa melihatnya sedikit pun.

“Mau, sekalian aku jadi imamnya,” ucap Anggara santai.

Kinara sontak mendongak menatap Anggara yang tersenyum manis padanya.

Kinara cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan wajah tertunduk malu.

“Ya Allah.... godaan apalagi ini, Ya Allah? Tolong jauhkan aku dari zina, Ya Allah,” harap Kinara sambil geleng-geleng kepala untuk melupakan sang mantan.

Mereka berdua berjalan menuju mushola, Kinara dari tadi gugup sendiri sampai-sampai dirinya berkeringat.

Setelah sampai mereka langsung pergi ke tempat wudhu, karena tempat wudhu nya cuman ada satu. Mereka saling bergantian, Anggara membiarkan Kinara berwudhu terlebih dahulu. Baru nanti dirinya.

Kinara sudah selesai membaca doa selesai wudhu, saat berjalan menuju pintu masuk mushola. Mungkin lantainya licik tiba-tiba Kinara tergelincir dan jatuh menuju lantai.

Mungkin refleks.

Hap!

Anggara memegang tubuh belakang Kinara, sedangkan Kinara mengalungi leher Anggara supaya tidak terbentur dengan lantai keramik.

I Love You Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang